Lihat ke Halaman Asli

Faradina Sabita Kurniawan

Pengamat perkembangan dan pertumbuhan kota

Memutus Mata Rantai Kemiskinan pada Pengamen

Diperbarui: 22 Oktober 2019   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemiskinan adalah suatu fenomena sosial dengan kondisi dimana manusia tersebut tidak dapat atau tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya karena situasi yang tidak berkecukupan. Kemiskinan merupakan suatu permasalahan yang tidak bisa terelakkan di negara-negara berkembang seperti contohnya di Indonesia.

Sudut pandang manusia mengenai kemiskinan dapat dilihat dari berbagai aspek, contohnya adalah dari segi profesi yang dijalankan masyarakat pada suatu daerah atau bahkan negara. Salah satu profesi yang dinilai sebagai cermin kemiskinan adalah pengamen.

Pengamen dianggap sebagai hiasan kotor disekitar lampu merah. Mereka berkeliaran kesana kemari menjual suara ditemani alat musik sederhana, gabungan antara kayu sebagai pegangan dan tutup minuman botol berbahan logam sebagai sumber suara.

Ketidaknyamanan ini lah yang dirasakan oleh masyarakat lain dengan profesi diluar pengamen. Padahal terdapat segudang faktor yang melatar belakangi mereka memilih menjadi pengamen atau bahkan terpaksa menjadi pengamen.

Berikut adalah pemaparan mengenai faktor pendorong yang membuat para pengamen berprofesi sebagai pengamen :

1. Latar belakang keluarga

Sebagian besar orang yang sekarang berprofesi sebagai pengamen, mendapat dorongan dari keluarga untuk menjadi pengamen karena faktor lingkup keluarga yang sebelumnya memang sudah berprofesi sebagai pengamen. Jadi biasanya anak yang lahir pada keluarga tersebut meneruskan profesi turunan dari orang tua mereka.

Hal ini tidak serta merta mereka terima untuk menjadi pengamen, dalam beberapa kasus mereka menolak untuk menjadi pengamen tetapi pada akhirnya waktu lah yang menjawab mereka bahwa mereka memang harus menjadi pengamen karena desakan orang tua.

2. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi yang cenderung rendah, juga menjadi salah satu hal yang memiliki pengaruh besar dalam penentuan nasib pengamen untuk meneruskan mata rantai kemiskinan untuk terus menjadi pengamen atau memutus mata rantai tersebut.

Faktor ekonomi yang rendah membuat mereka kesusahan untuk mengumpulkan uang demi memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan. Sehingga mereka tidak ada lagi uang sisa yang bisa dipakai untuk biaya sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline