Lihat ke Halaman Asli

Jamalludin Rahmat

TERVERIFIKASI

HA HU HUM

Tentang Puisi Sosial WS Rendra

Diperbarui: 21 April 2019   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. kompas tv

Komitmen saya kepada daya hidup menyebabkan saya sering melontarkan kritik sosial lewat sajak-sajak saya. Bukan karena ideologi politik
- Rendra

Aku mendengar suara
Jerit hewan yang terluka
Ada yang memanah rembulan
Ada anak burung terjatuh dari sarangnya
Orang-orang harus dibangunkan
Kesaksian harus diberikan
Agar kehidupan kita terjaga

_WS Rendra_ Jogya 1974

(Illustrated by wattpad.com)

Riwayat Kesastrawanan Rendra

Burung Merak adalah julukan yang diberikan kepada Rendra oleh sahabatnya asal Australia. Kala berjalan-jalan ke kebun binatang Gembiraloka Yogyakarta bersama sahabatnya dari Australia dan melihat seekor burung Merak Jantan dan berkata "Itu Rendra!"

Lanjut sahabat Australianya itu lagi "Dia orangnya suka pamer. Umpama burung merak jantan yang suka memamerkan bulu-bulu indahnya," ujar Edi Haryono, sahabat dekat Rendra yang menemaninya saat ke Gembiraloka. Dan begitulah kisah Willybordus Surendra Broto Rendra yang akrab dipanggil "Rendra" sehingga dijuluki "Burung Merak" oleh teman-temannya di Jogja.

Nama lengkap Rendra adalah Willybordus Surendra Broto Rendra. Lahir di Kampung Jayengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah pada 17 November 1935 dan wafat 6 Agustus 2009 di Depok. Di bulan Maret tahun 2008, setahun lebih sebelum wafatnya, Rendra dikukuhkan sebagai Doktor Honoris Causa (HC) dari UGM dalam bidang sastra Indonesia karena kontribusinya bagi kebesaran nama sastra Indonesia di pentas dunia.

Ayah Rendra bernama Brotoatmojo, guru Bahasa Indonesia dan Jawa Kuno berleluhur dari pihak ayah para Tumenggung jago perang dan dan guru-guru beladiri. Sedangkan ibu bernama Ismadillah, anak seorang wedana keraton bernama Raden Wedono Sosrowinoto II yang mengurus minuman (ahli kalender) Barat dan Timur. Juga, memiliki kegemaran mencatat pengisahan suatu cerita dalang wayang kulit dengan berbagai adegan.

Rendra punya cerita tersendiri tentang sang ayah. Sugeng adalah nama kecil sang ayah dan sangat suka pada ilmu pengetahuan. Berusia remaja Sugeng berteman dengan beberapa orang bruder dan pastor. Kedekatan perkawanan ini membuat Sugeng remaja mengenal filsafat Barat, ilmu jiwa dan ilmu pendidikan. 

Kemudian ia dibaptis menjadi penganut Katolik dan nama baptisnya Cyprianus. Misi Katolik Belanda mendirikan sekolah guru rendah (Normaal School) di Desa Muntilan, Jawa Tengah dan Sugeng bersekolah disana. Setelahnya ia pernah di Ambarawa, Jawa Tengah  menjadi guru sekolah rendah yang dimiliki oleh yayasan Kanisius. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline