Lihat ke Halaman Asli

Fajar Ilhami

Mahasiswa

Manuskrip Panja Tanderan, Kisah Menarik Dari Brahmana Untuk Anak-Anak Raja

Diperbarui: 9 Juli 2023   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kerajaan Kuno gambar. (batasmedia.co)

Apa yang kalian ketahui tentang manuskrip? Apakah sebuah tulisan kuno? Berkas peninggalan orang zaman dahulu? Atau sekedar surat-surat kuno yang terbengkalai?

Manuskrip adalah salinan tulisan atau naskah yang ditulis tangan atau dicetak secara manual sebelum adanya pencetakan modern. Istilah 'manuskrip' berasal dari bahasa Latin 'manuscriptum', yang secara harfiah berarti 'tulisan tangan'. Manuskrip dapat berupa teks dalam bentuk buku, surat, dokumen, atau lembaran-lembaran yang berisi teks, gambar, atau ilustrasi yang mencakup berbagai topik, seperti sastra, agama, sejarah, ilmu pengetahuan, seni, dan lain sebagainya yang dalam tanda kutip berusia lebih dari 50 tahun.

Pernahkah terbayangkan dari mana asal usul cerita dongeng maupun legenda yang biasa diceritakan oleh kakek, nenek, atau orangtua kita? Kisah-kisah yang mereka ceritakan tentunya tidak serta merta ada begitu saja, melainkan ada banyak sumber cerita dan dongeng dari masa ke masa yang menyimpan kisah-kisah unik di masa lalu, salah satunya sumbernya adalah manuskrip kuno. Umumnya manuskrip menyimpan informasi mengenai ilmu pengetahuan, sejarah, karya sastra, agama, serta dongeng dan legenda di masa lampau. Berkat keberadaan manuskrip inilah menjadi terbukanya jalan wawasan budaya, sejarah dan keilmuwan serta nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.

Manuskrip berjudul 'Hikayat Panja Tanderan' adalah salah adalah salah satu dari sekian banyak manuskrip nusantara yang menceritakan kisah yang menarik di dalamnya. Manuskrip ini disalin oleh seorang sastrawan, dan cendekiawan Melayu yang terkenal di abad ke-19 bernama Abdullah bin Abdulqadir Munsyi pada tahun 1835 di Malaka, kebetulan dia adalah seorang Muslim yang juga keturunan Tamil dan masih fasih dalam berbahasa Tamil tersebut.

Pada Awalnya Hikayat Panja Tanderan ditulis dengan bahasa Tamil, kemudian diterjemahkan dan ditulis ke dalam bahasa Melayu oleh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Hikayat ini merupakan adaptasi dari Pancatantra (Pacatantra) dalam bahasa Melayu, yang dapat dilihat dari judulnya, Panja Tanderan. Isi cerita ini mirip dengan hikayat Kalila dan Damina atau lebih kita kenal dengan Kalila wa Dimnah yaitu cerita fabel dari india, tetapi hikayat ini lebih dekat dengan aslinya dalam bahasa Sanskerta karena merupakan terjemahan dari versi dalam bahasa Tamil, bukan bahasa Arab. Versi dalam bahasa Tamil ini memiliki hubungan yang erat dengan sumbernya karena berasal dari budaya Hindu yang sama dengan budaya yang menghasilkan Pacatantra.

Halaman Pertama Pembuka Manuskrip gambar. (Bibliothque nationale de France)

Halaman kedua Pembuka Manuskrip gambar. (Bibliothque nationale de France)

Transkripsi Teks

Bismillahirrahmanirrahim

Bahwa ini hikayat yang dinamai Panja Tandaran yang amat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline