Lihat ke Halaman Asli

Fajar Mahdi

typing.......

Ganjar Yess, PDIP Yess!

Diperbarui: 13 Januari 2023   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Tempo

"Aku suka sama Ganjar, tapi kalau dia maju lewat PDIP, enggaklah," kata kawan saya.

Pernyataan kawan saya itu bukan kabar baru. Sudah sering, orang bilang cinta Ganjar tapi tidak untuk PDIP. Kalau Ganjar maju lewat PDIP, mereka ogah memilih.
Sayang, kata mereka. Ganjar tokoh hebat. Kepemimpinannya diakui banyak pihak. Orang baik dan hebat seperti Ganjar, nggak cocok maju lewat PDIP.

Alasannya, kata mereka, PDIP partai korup. Banyak elit PDIP yang jadi tersangka dan harus meringkuk di balik dinginnya penjara. Contohnya Juliari Batubara atau Harun Masiku yang sampai sekarang tak jelas batang hidungnya. Belum lagi para kepala daerah kader PDIP yang ditangkap KPK. Seabrek jumlahnya.

Atau alasan kedua, PDIP itu partai oligarki. Banyak orang berkepentingan yang menaungi. Siapapun pemimpin bangsa dari kader PDIP, pasti hanya akan jadi boneka. Dimainkan oleh kelompok oligarki yang jadi bekingnya. Minimal yang jelas ketara, ya jadi mainan ketua umumnya. Lihat saja kemarin, seorang presiden yang notabene pemimpin tertinggi negara, dipermalukan di depan jutaan rakyatnya. Kasihan sekali dia.

Saya sih tak sepakat, tapi memang secara kasat mata, PDIP memang seperti itu. Banyak kader korupsi, iya. Banyak pemimpin yang jadi boneka oligarki, juga iya. Hanya jadi petugas partai juga iya.

Tapi pertanyaannya, apakah partai lain tak melakukannya? Coba sebutkan satu saja partai di Indonesia yang kadernya tak terlibat korupsi. Nggak ada. Bahkan partai yang sering mengumbar isu agama itu, yang pengikutnya sering teriak-teriak takbir itu, banyak juga lho kadernya yang korupsi.

Kecuali partai baru yang kemarin lolos verifikasi KPU, semua partai politik di Indonesia sama bobroknya. Kadernya ditangkap KPK di mana-mana. Jadi boneka dan pemuas kepentingan oligarki juga sama. Nggak ada bedanya!

Terus bagaimana?

Kan nggak bisa presiden maju sendiri. Mekanismenya memang harus lewat partai.

Kuncinya di sini bukanlah partai, tapi siapa yang dicalonkan oleh partai. Kalau calon yang dijagokan sosok yang bersih, jujur, amanah dan kepemimpinannya baik, maka besar kemungkinan dia bisa menjalankan tugasnya sebagai pemimpin sesuai yang diharapkan masyarakat. Ya meskipun tak ada yang sempurna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline