Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fahrizal Aziz

Penulis, Blogger

Blitar sebagai Destinasi Wisata Sejarah

Diperbarui: 28 Februari 2019   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wikipedia


Rekreasi Sekolah? Ayo ke Blitar, Banyak Wisata Sejarahnya
Ada yang belum tahu Blitar? Sebagian teman saya, khususnya yang dari luar Jawa, kadang masih asing dengan nama Blitar, namun baru ngeh kalau disitu ada makam Bung Karno.

Bung Karno adalah proklamator kemerdekaan, Presiden pertama dan bisa disebut salah satu pendiri Republik Indonesia.

Padahal tidak hanya ada makam Bung Karno, namun juga ada makam Raden Wijaya. Siapa itu? Raja pertama, sekaligus pendiri kerajaan Majapahit.

Jadi lengkap. Dua pendiri, dua "raja", dimakamkan di tanah Blitar. Sehingga bisa menjadi titik wisata sejarah dua zaman. Zaman dimulainya Kerajaan Majapahit, dan Republik Indonesia. Meski ada raja-raja lain yang juga dimakamkam di Blitar.

Wisatawan mungkin banyak yang belum tahu, bahwa secara administratif, Blitar terdiri dari Kota dan Kabupaten. Ada Walikota dan Bupati, namun yang sering terkenal hanya kota-nya.

Misal orang membuat tulisan atau vlog jalan-jalan ke Blitar, meski berada di Kampung Coklat, captionnya akan tetap tertulis kota Blitar. Padahal Kampung Coklat sudah masuk wilayah Kabupaten, cukup banyak juga wisata sejarah di Kabupaten Blitar.

Lalu kenapa Blitar layak disebut daerah wisata sejarah?

Pertama, tentu karena ada makam Bung Karno, yang terletak di Kota Blitar, yang sebelah selatannya ada museum sekaligus perpustakaan. Banyak informasi dan wawasan yang bisa digali dari sana.

Jadi kalau ke makam Bung Karno, jangan hanya mampir pusara-nya saja, namun juga mampir di museum, di bagian memorabilia, dan bertanya banyak hal pada petugas.

Atau jika ada waktu cukup, bisa naik ke lantai atas perpustakaan, koleksi khusus buku-buku Bung Karno atau tentang Bung Karno. Jika malas baca, bisa bertanya-tanya pada pustakawan disitu, tentang sosok Proklamator kita.

Di lantai II juga ada tempat diskusi yang cukup luas, jadi tak masalah jika satu rombongan naik semua. 50 orang masih cukup. Artinya berwisata tidak hanya foto-foto, tetapi juga dapat pengetahuan baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline