Lihat ke Halaman Asli

Fadly Bahari

TERVERIFIKASI

Pejalan Sepi

Misteri di Balik "Hajar Aswad, Maqam Ibrahim, dan Hijr Ismail" di Ka'bah

Diperbarui: 13 Maret 2021   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: wikimedia.org)

Dalam tulisan "Asal Usul Nama 'Mihrab' dan 'Cella', Tempat Paling Sakral di Dalam Kuil" saya mengulas asal usul kata mihrab dan Cella yg memiliki profil Linguistik historis yang sama persis.

Kedua kata tersebut bukan saja sama fungsinya sebagai tempat paling sakral dalam rumah ibadah, tetapi juga secara harfiah maknanya sama, yaitu: merah.

Kata 'cella' dapat ditelusuri terdapat dalam bahasa tae', yang artinya "merah", sementara kata 'mihrab' jejak morfologi fonetisnya mengarah ke bentuk kata "merah": (mihra (b) = mira = merah).

Apa maksud dibalik makna "merah" yang disandang kedua kata ini? Jawabannya dapat dilihat menurut dua perspektif, yaitu:  makrokosmos dan kesejarahan.

Dalam perspektif makrokosmos, "merah" merujuk pada warna api sebagai unsur lapisan inti/ terdalam bumi. Lapisan diatasnya, tanah (hitam). Di atas tanah adalah air (putih).  Di atas air dan sebagai lapisan unsur terluar adalah udara (kuning).

Konsep warna dalam konsep makrokosmos, oleh orang di masa kuno, juga diterapkan pada susunan arah mata angin.  'Merah' mewakili arah timur sebagai titik terawal pergerakan matahari = cahaya = ilmu pengetahuan.

Kuning mewakili arah utara sebagai titik zenith (puncak) matahari. Ini sekaligus merepresentasi titik tertinggi pencapai ilmu pengetahuan dan titik tertinggi kedewasaan, yang berarti bermakna kejayaan, keagungan, kekayaan. Karena itu disimbolisasi dengan warna kuning (emas).

Putih mewakili arah barat sebagai titik terbenamnya matahari. Merepresentasi usia senja/ tua. Beberapa orang menganggap warna putih di bagian ini merujuk pada warna rambut yg memutih yang umum terlihat pada orang lanjut usia. Ya bisa seperti itu. Bisa juga, putih sebagai representasi pengetahuan di usia tua yg lebih bersifat spiritualistik dan suci.

Yang terakhir, hitam mewakili arah selatan. sisi malam. Kadang juga dianggap sisi alam kematian. 

Adapun dalam aspek perspektif kesejarahan, makna "merah" lagi-lagi merujuk pada arah timur, sebagai titik terbit fajar, titik terbit paling awal ilmu pengetahuan dalam peradaban umat manusia. Ini bukan pernyataan simbolis semata. Tetapi faktanya memang demikian.  

Sesungguhnya, garis besar kesejarahan umat manusia telah disimbolisasi nabi Ibrahim dan nabi Ismail pada konfigurasi tata letak Ka'bah.

Mereka meletakkan posisi hajar aswad dan garis awal tawaf di sisi timur laut, maqam Ibrahim di sisi utara, dan hijr Ismail di sisi barat ka'bah, tidaklah tanpa ada maksud tertentu. Tentu saja semua itu ada maksud dan tujuannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline