Lihat ke Halaman Asli

Fadjar PENA MANFAAT Setyanto

PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Hikmah Selalu Ada

Diperbarui: 21 November 2017   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untung saya tidak jadi emosi ketika obat yang biasanya saya beli tanpa resep, tiba-tiba dikatakan harus memakai resep. Apalagi setelah saya bertanya bahwa bila saya punya resepnya di rumah dan saya ambil sekarang apakah obatnya tersedia. Jawaban dari petugas itulah yang membuat saya hampir emosi :"Nanti kita pesankan dulu, Pak".

"Mmmmm bilang saja nggak ada barang, mbak", gerutu saya sambil pergi.

Akhirnya saya pun menuju ke apotik lainnya yang lebih besar dan lebih terpercaya. Ternyata di tempat itu, tidak terlalu sulit. Tanpa resep dan tanpa berbelit, obat yang saya cari tersedia. Saat menunggu proses penjualan, saya melihat ada alat-alat test kesehatan untuk mengetahui kondisi tubuh digelar. Saya ditawarkan untuk periksa. "Gratis, pak, untuk mengetahui kadar kolesterol, jantung, dan sebagainya", kata petugas. Saya pun tertarik, dan saya mencobanya. Berdasarkan test itu, saya tahu kondisi tubuh saya, sehingga bisa mengambil langkah-langkah yang perlu.

"Hikmah di sana tidak ada barang yang saya cari, di sini saya malah bisa test kondisi tubuh, gratis", saya berkata dalam hati.

Memang ketidaknyamanan atau masalah di tempat lain ternyata malah mendatangkan suatu hikmah lainnya.

Ada beberapa kata-kata indah yang perlu kita resapi, sehingga saat menghadapi suatu kejadian yang tidak menyenangkan kita, maka kita akan melihat dengan biasa-biasa saja tanpa emosi yang berlebihan.

"...bisa jadi kamu tidak suka atas sesuatu, namun itu justru baik untuk kamu, namun bisa jadi kamu suka atas sesuatu, namun itu justru buruk untuk kamu..".

".....sungguh bersama kesulitan ada kemudahan....".

Ada banyak kejadian yang bisa kita jadikan suatu hikmah atas kejadian seperti ini. 

Ambil contoh lain, seseorang sebut saja Ana. Ana pernah gagal di masuk ujian perguruan tinggi negeri yang diidamkannya. Dia menangis saat gagal. Namun dia tidak memendam kecewa terlalu lama. Dia pun berencana mengambil test kembali tahun berikutnya dengan persiapan yang lebih baik. Akhirnya dia pun diterima di perguruan tinggi idamannya. Sekarang dia telah berhasil gelar doktor. Itu adalah sesuatu yang di luar perkiraannya saat dia gagal untuk pertama kalinya dulu. Seandainya dia saat itu langsung diterima, dia bisa jadi tidak akan menjadi doktor seperti sekarang. 

Gara-gara gagal lulus test masuk yang pertama, Ana pun mengikuti bimbingan belajar dan mengikuti kursus bahasa Inggris. Di kursus bahasa Inggris itulah dia bertemu dengan seorang laki-laki yang kemudian mengarahkan dia agar ambil jurusan yang lebih sesuai untuknya. Dari jurusan yang diambilnya itu kemudian pasionnya timbul. Ana pun dengan mudah meraih bea siswa selama S1, S2, dan S3nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline