Lihat ke Halaman Asli

Moh NurFadhilah

Mahasiswa uin malang

Jejak Santri untuk Negeri

Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

JEJAK SANTRI  UNTUK NEGERI

Indonesia merupakan negara yang mayoritas beragama islam dan sudah tidak asing lagi dan sering kita dengar  keberadaan santri  dan Lembaga pondok pesantren di Indonesia.

Sekilas tentang santri, santri adalah sebutan bagi sesorang yang menimbah ilmu agama di Lembaga pondok pesantren  , sedangkan pondok pesantren sendiri adalah Lembaga Pendidikan    yang mana semua santri bertempat tinggal Bersama untuk menimbah ilmu dan di Lembaga  pesantren  yang mana dalam pesantren biasanya ada pengasuh atau lebih kerapnya disebut dengan kiai

Mungkin kita beranggapan santri hanyalah seorang yang hanya memikirkan kehidupan akhirat akan tetapi pada   realitanya  dan berdasarkan sejarah mereka pada 22 oktober ikut andil dalam melawan dan mengusir penjajah  di Surabaya atau kejadian masa itu di sebut dengan resolusi jihad   yang mana menelibatkan semua kaum muslimin ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia  khususnya para santri yang notabenya sebagai seorang yang menimbah ilmu tentang kegamaan  di Lembaga pondok pesantren dengan penuh keyakinan dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki mereka ikut srta untuk melawan penjajah

Perlu kita ketahui  bahwa peran ulama' dan santri untuk mengusir penjajah  dalam merebut kemerdekaan  di Indonesia  sangat lah tidak bisa kita lupakan  perjuangan yang  mereka lakukan sangat lah berpengaruh ,hal ini menunjukkan  pesantren ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan

Menelusur Kembali pada masa agresi militer belanda masa setelah Indonesia merdeka ,lalu belanda Kembali datang dan melancarkan sejumlah serangan.serangan ini dinamakan agresi militer belanda, Kedatangan tentara Inggris dianggap sebagai cara lain Belanda merebut kembali kekuasaannya di Indonesia. Sebelumnya, Jakarta, Bandung, dan Semarang telah jatuh ke tangan Inggris dan kedatangan mereka ke Surabaya tinggal menunggu waktu.

Oleh sebab itu, Rais Akbar (pemimpin besar) Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Hasyim Asy'ari mengeluarkan Resolusi Jihad Fi Sabilillah pada 22 Oktober 1945. Dalam resolusi itu, siapa pun yang berada dalam radius keliling 94 kilometer diwajibkan untuk datang melawan penjajah. Penjajahan Belanda dan Jepang selama ini dianggap sebagai kekejaman yang mendatangkan penderitaan.

Panggilan jihad tersebut nyatanya sangat berpengaruh. Di beberapa buku disebutkan santri-santri dari berbagai pesantren itu semuanya bergerak menuju Surabaya dengan membawa senjata masing-masing. Kebanyakan mereka datang dari kelompok NU yang berasal dari Madura, Probolinggo, Malang, dan daerah lainnya.

"Yang pasti ada kelompok-kelompok santri yang membawa bom dan meledakkan tank tank Inggris, tank Sherman. Beberapa tank Inggris itu meledak setelah ditubruk oleh pasukan berani mati ini. Jadi mereka membawa bom sambil menubruk," tutur sejarawan Universitas Indonesia, Didik Padjoko.

Semangat berapi-api para santri itu membuat Resolusi Jihad dianggap sebagai salah satu musabab dari pecahnya pertempuran 10 November.

Bung Tomo, tokoh yang terus berorasi membakar semangat rakyat Surabaya diketahui memiliki kedekatan dengan para santri. Jauh sebelum perang pecah, Bung Tomo dikenal berteman dekat dengan tokoh sentral NU Wahid Hasyim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline