Lihat ke Halaman Asli

Liburan, Sehat dan Waktu Luang

Diperbarui: 1 Januari 2019   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari libur memang dapat dikatakan sebagai hari yang dinanti-nanti semua orang tanpa kecuali. Mulai dari pelajar yang masih bersekolah, mahasiswa, bahkan para pekerja kantoran/karyawan. Karena memang libur menjadi waktu untuk melepaskan diri dari rutinitas yang menjenuhkan dan membebani hati dan pikiran. Tugas, laporan, tanggungjawab, pekerjaan rumah atau PR, dan sejenisnya suka atau tidak suka harus diakui kadang membuat kita butuh waktu luang untuk terlepas dari semua itu.

Dan umumnya, sebagian orang setelah mendapatkan waktu libur atau waktu luangnya, digunakan untuk aktifitas yang menyenangkan, menenangkan, yaa intinya membuat rileks gitu. Ada yang jalan-jalan, ngegame, atau bahkan sekedar berlama-lama tidur.

Nah, kita tau banget jikalau dalam islam itu syariatnya berisi perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk kebaikan. Tentu saja liburan pun ada batas-batasnya yang diatur oleh Allah Swt., yang sudah pasti bukan untuk memberatkan hamba-hambaNya, melainkan meringankan dan menghindarkan dari hal-hal merugikan, itulah petunjuk kebaikan, dalam hal ini mengelola liburan.

Perlu kita ketahui nih, rambu-rambu apa saja sih yang berkaitan dengan liburan, agr kita tidak lalai dalam status kita sebagai muslim, bahkan sekaligus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri.

"Pada dasarnya tabiat manusia sebagaimana yang Allah swt. ciptakan tidak suka beban yang memberatkan, bosan dengan pekerjaan yang melelahkan, capek jika semua kesempatan tersita untuk bekerja, lebih lagi pekerjaan yang membebani jiwa, seperti amal ibadah. Karena kadang rasa bosan dan capek menyergap ke relung jiwa, sehingga menyebabkan drop dan gagal. Manusia membutuhkan suasana yang bisa merehatkan jiwanya, otaknya, dan fisiknya."

Sabda Rasulullah saw. yang memperingatkan kepada kita agar bersikap seimbang dan tidak memberatkan diri: "Sesungguhnya agama ini mudah. Tiada orang yang memberatkan diri dalam urusan agama, kecuali ia akan dikalahkan. Maka mudahkanlah, mendekatlah, bergembiralah, dan gunakan sebaik mungkin waktu pagi, waktu sore dan sebagian waktu malam kalian -untuk memperbanyak kebaikan-." HR. Bukhari.

Dan, dalam memanfaatkan momen liburan pun, jangan sampai kita lalai terhadap kewajiban-kewajiban agama, sebagaimana diperingatkan dalam suatu hadits:

"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang". (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu 'Abbas)

Ibnu Baththol mengatakan, "Seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang memiliki dua nikmat ini (yaitu waktu senggang dan nikmat sehat), hendaklah ia bersemangat, jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur pada Allah atas nikmat yang diberikan. Bersyukur adalah dengan melaksanakan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan Allah. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, maka dialah yang tertipu."

Ibnul Jauzi mengatakan, "Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat. Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya)."

Dari nash-nash tersebut di atas menyimpulkan kepada kita bahwa Islam sangat memperhatikan keseimbangan dalam hidup; antara serius dan rehat, antara bekerja dan berlibur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline