Lihat ke Halaman Asli

Teknologi Sel Punca itu Bernama Puasa

Diperbarui: 30 Mei 2018   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: stemsd.com

Teknologi sel punca atau "stem cell" merupakan primadona di bidang teknologi kedokteran mutakhir. Sel punca atau sel induk (dalam bahasa Inggris: stem cell) adalah sel yang belum mengalami diferensiasi (perubahan menjadi bentuk sel yang lebih khusus) dan mempunyai potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang ada di dalam tubuh.

Sel punca dapat berkembang menjadi sel otot, tulang, saraf, kulit, sel darah, dan berbagai sel lainnya. Teknologi ini digunakan untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak, bahkan pada tingkat rekayasa yang lebih tinggi, dapat menghasilkan organ untuk dilakukan transplantasi.

Teknologi ini masyhur dibicarakan akan menjadi garda terdepan dalam pengobatan berbagai penyakit, mulai dari diabetes (kencing manis), penyakit jantung koroner, stroke, penyakit imun, penyakit tulang, keganasan, luka bakar, dan masih banyak lagi.

Sebagai bidang yang masih berkembang dan masih perlu banyak digali akan potensinya, banyak negara di berbagai belahan dunia berlomba-lomba mendongkrak penelitian di negaranya dalam bidang sel punca.

Kemampuan penyembuhan yang luar biasa, tapi harus ditebus dengan biaya yang tak murah

Metode yang high-tech dan fasilitas yang memerlukan biaya besar, membuat terapi ini sulit terjangkau dari segi biaya. Menurut dr. Cosphiadi Irawan, Sp.PD-KHOM dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, setiap satu sel punca dihargai Rp. 1-1,5. Untuk setiap terapi, sel yang diperlukan bervariasi mulai dari puluhan juta hingga ratusan juta sel.

Dosis sel punca yang diberikan bervariasi tergantung penyakit. Misalnya penyakit Lupus memerlukan 1-2 juta sel per kilogram berat badan pasien. Maka dengan berat badan 50 kilogram, pasien memerkukan 50-100 juta sel.

Kasus lain untuk osteoarthritis lutut (pengapuran sendi lutut) membutuhkan 10 juta sel, penyakit jantung koroner 35 juta sel, penyakit sum-sum tulang belakang 76 juta sel, diabetes (kencing manis) 100 juta sel, per kilogram berat badan. Terapi pada pasien pun tidak diberikan hanya sekali.

Biaya pengobatan dalam mengganti jaringan dan organ tubuh kita begitu mahal. Hal ini mengingatkan kita bahwa tubuh yang utuh dan sehat adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai.

Aktivasi sel punca tubuh ketika kita berpuasa

Beberapa jenis sel punca, ada secara alami di dalam tubuh kita. Puasa akan membuat sel punca yang semula dorman (berdiam diri) menjadi aktif. Puasa membatasi asupan nutrisi tubuh, memaksa tubuh kita untuk mencari sumber energi lain yang didapat dari degradasi sel-sel tua di dalam tubuh untuk kemudian membentuk sel-sel baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline