Lihat ke Halaman Asli

Erusnadi

Time Wait For No One

Tumbal Jembatan

Diperbarui: 11 Januari 2023   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aktivitas masyarakat tetap ramai. Kendati gerimis masih menyertai di sore hari ini. Burung-burung juga tidak terlihat beterbangan di sekitarnya. Biasanya bila cerah, satu atau dua ekor burung hinggap di pembatas tiap sisi pagar jembatan.

Jembatan yang menghubungkan dua desa itu tampak kokoh dan kuat hingga sekarang. Sudah puluhan tahun berjalan tiada pernah rusak. Sekalipun diterjang banjir.

Padahal sungai yang mengalir di bawah jembatan ini lebar dan beraliran cukup deras.

Tapi desas desus sudah lama menyebar. Kokohnya jembatan karena tiang pancangnya di empat titik telah ditanam sesuatu.

Bisik orang-orang,"ada satu anak  yang ditanam."

***

Tahun 1970. 50 tahun lalu.

Dua kepala desa yang dibelah sungai telah sepakat untuk membangun jembatan. Dana bantuan sudah diterima. Tenaga kerja atau tukang sedia. Juga bahan material yang diperlukan akan disiapkan segera.

Pendek kata proses pembangunan pun mulai berjalan. Warga dua desa bergotong royong senang. Mereka melakukannya dengan cepat dan giat.

Sebab mereka sangat menginginkan jembatan ini cepat selesai sebagai jalur transportasi yang bisa memudahkan aktivitas segala macam.

Karenanya tidak makan waktu lama, jembatan sudah berdiri dengan megah. Dan, tempo kurang dari satu minggu direncanakan semua sudah tuntas dikerjakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline