Lihat ke Halaman Asli

Erlita Diah S

Semua tulisan adalah karya

Kepala Desa Sukorambi Sambut Hangat Kehadiran Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ

Diperbarui: 9 September 2021   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh mahasiswa di setiap universitas yang berdasar pada salah satu tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan KKN merupakan salah satu bentuk nyata pengabdian yang dilakukan kepada masyarakat. Umumnya kegiatan KKN dilakukan secara berkelompok dalam satu desa dengan tujuan memberikan edukasi dan pengetahuan sehingga mampu sedikit merubah pola pikir dan cara pandang masyarakat dalam suatu desa sehingga membuat desa lokasi KKN menjadi lebih berkembang.

Kegiatan KKN seperti itu nyatanya tidak dapat dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang ada pada saat ini. Melihat kondisi tersebut maka Universitas Jember menggagas KKN Back to Village (KKN BTV), yang bertujuan agar kegiatan KKN dapat tetap berlangsung di tengah pandemi ini. Pada tahun ini KKN BTV di Universitas Jember sudah sampai pada periode ketiga. KKN BTV 3  Univesitas Jember menawarkan lima tema yang dapat dipilih secara bebas oleh mahasiswa yang melaksanakan KKN BTV 3, antara lain yakni Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19, Program Inovasi Teknologi/Informasi Dalam Penanganan Covid-19, Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan Covid-19, Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19, dan Program Penanganan Stunting dan AKI AKB

Dalam hal ini, penulis yang juga merupakan salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember yang memilih tema Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan Covid-19. Penulis memilih Desa Sukorambi sebagai desa sasaran dalam pelaksanaan KKN ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepala Desa, Abdus Soim atau yang lebih akrab disapa Soim, Bumdes yang ada di Desa Sukorambi mengalami kemacetan dan tidak berjalan. Soim berencana akan memulai kembali mengembangan Bumdes pada tahun depan. Berdasarkan hal ini maka penulis memfokuskan program kerja yang dilaksanakan pada Jaring Pengaman Desa Penanganan Covid-19.

Desa Sukorambi dapat dikatakan cukup siap dalam menghadapi pandemi Covid-19, hal ini dapat dilihat sudah tersedianya Posko PPKM Mikro yang ada di kantor desa. Pihak desa juga sudah menyiapkan beberapa ruangan yang dapat digunakan masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri yang juga sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas, seperti tempat tidur yang layak. Dalam mendukung program penanganan pandemi Covid-19 yang ada di desa Sukorambi, penulis menyalurkan bantuan berupa bak cuci tangan yang nantinya ditempatkan di kantor desa Sukorambi. Pemberian bantuan berupa bak cuci tangan ini disambut baik oleh Soim. 

Dokpri

Dalam pertemuan pada 30 Agustus 2021, Soim juga menyampaikan beberapa informasi terkait masyarakat yang ada di Desa Sukorambi. Soim mengatakan bahwa memang sebagian besar masyarakat Desa Sukorambi merupakan petani, akan tetapi kehidupan masyarakat petani di sana dirasa masih kurang sejahtera. Kelangkaan pupuk juga menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi oleh petani di Desa Sukorambi. Soim mengaku sudah membantu menyampaikan permasalahan masyarakat ini dengan dinas terkait, akan tetapi tidak ada hal signifikan yang mampu menyelesaikan permasalahan ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline