Lihat ke Halaman Asli

Erfransdo

Journalist, Traveler

Perlukah Kita Menawar Tukang Ojek Pangkalan?

Diperbarui: 13 Februari 2022   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Ojek pangkalan di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2020). (Foto: KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR) 

Di zaman serba modern ini, kini sudah banyak jasa transportasi online. Kita hanya perlu mendownload saja aplikasinya, daftar menggunakan nomor telepon atau e-mail, maka kita pun sudah bisa menggunakan aplikasinya. 

Tidak perlu khawatir jika tidak mempunyai kendaraan pribadi atau sedang diperbaiki di bengkel. Aplikasi ojek atau taksi online sudah menjamur. Tinggal pesan saja dan siapkan ongkosnya. Bahkan bayar ongkosnya pun bisa secara online pula.

Menjamurnya jasa transportasi online ini sebanding dengan para pemburu cuan yang mendaftar menjadi driver. Mulai dari mantan driver konvensional, orang-orang yang sedang menganggur, pekerja yang resign atau kena PHK, bahkan sampai mahasiswa yang ingin menambah uang jajan atau untuk bayar biaya kuliah.

Saya pun cukup sering menggunakan jasa transportasi online agar mempermudah mobilisasi ketika tidak membawa kendaraan pribadi. Kalau menggunakan angkot harus nunggu lama lagi dan harus beberapa kali naik angkot. 

Jika menggunakan ojek pangkalan biasanya mahal atau bahkan sudah sangat jarang eksis. Maka solusi untuk lebih mudah dan cepat ke tempat tujuan adalah menggunakan jasa transportasi online meskipun cukup menguras kantong.

Namun di antara maraknya jasa transportasi online, sebenarnya di beberapa daerah atau tempat tertentu masih cukup banyak tukang ojek pangkalan yang masih setia tidak beralih ke jasa transportasi online. 

Ada beberapa alasan yang mendasarinya. Mulai dari tidak mahir menggunakan gadget, ribet pendaftarannya, sudah terlalu tua, hingga sudah terlalu nyaman karena lama berprofesi sebagai tukang ojek konvensional.

Di daerah rumah saya yang notabene masih jauh menuju kota saja sudah cukup jarang para pengendara ojek pangkalan karena banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi. Bisa dikatakan operasional mereka tidak menentu hanya di saat-saat tertentu saja.

Kalau yang sudah kenal mungkin akan menghubungi melalui telepon untuk minta diantar atau dijemput atau jika dekat rumahnya hanya tinggal mengetuk rumahnya untuk menggunakan jasanya. Biasanya kalau ngojek dengan orang yang dikenal akan lebih enak dan nyaman. Kalau begitu biasanya si pengguna jasa selalu memberikan uang lebih untuk rokok.

Kebanyakan tukang ojek pangkalan biasanya mangkal di dekat terminal pasar. Di daerah saya pun sama seperti itu karena jasa transportasi online masih belum begitu marak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline