Lihat ke Halaman Asli

Erenza Mulya

Prodi S1 Akuntansi - Universitas Pamulang

Fenomena Rasis di Kalangan Remaja

Diperbarui: 4 Mei 2024   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.vecteezy.com/vector-art/3822363-say-no-to-racism-concept

Rasisme merupakan suatu keyakinan bahwa realitas diri seseorang dan sifatnya ditentukan dan dilihat dari faktor anatomi tubuh atau ras suatu kelompok. Bukan penilaian terhadap kualitas kecerdasan manusia. Jadi dari pandangan inilah orang dihormati, dinilai bahkan dipandang berdasarkan rasnya. Meluasnya rasisme dapat menimbulkan rusaknya jati diri dan kepercayaan diri seseorang sehingga orang tersebut merasa berada pada posisi inferior. "Inferior" adalah suatu perasaan bahwa seseorang merasa mempunyai kekurangan fisik yang tidak lain disebabkan oleh karena orang yang memandang dan merasa bahwa rasnya lebih unggul, yang disebut dengan "Superior".

Tindakan rasisme yang merasa bahwa suatu rasnya lebih unggul serta spesial dibandingkan ras lainnya. Sehingga menyebabkan terjadinya tindakan yang kurang pantas terhadap ras yang dianggap lebih rendah derajatnya. Padahal setiap kelompok, atau juga individu, tentu berbeda. Sebab baik bukti ilmiah maupun lainnya, tidak ada yang membuktikan adanya pandangan inferioritas serta superioritas tersebut. Adanya penekanan dari para ilmuwan sosial bahwa dua kelompok yang memiliki lingkungan serupa tidak ada. Hasilnya, tercipta perbedaan kelompok merupakan hasil dari lingkungan yang berbeda. Para ilmuwan telah lama membahas makna penting dari sebuah keturunan serta lingkungan untuk memastikan adanya sebuah perbedaan.

Seperti diketahui, dampak dari tindakan rasisme adalah tindakan tersebut banyak menimbulkan dampak negatif bagi orang atau korban yang menerima perlakuan tersebut. Bahkan perlakuan rasis juga dapat mempengaruhi psikologi korban yang menerimanya. Berdasarkan hasil penelusuran desainer, dampak negatif perlakuan rasis dapat menyebabkan desainer membaginya menjadi dua tingkatan. Beberapa tingkatan tersebut dimulai dari tingkat "minor" (kecil) hingga tingkat "mayor" (besar). Misalnya pada tingkat minor sendiri meliputi: ketidakamanan yang membuat korban merasa tidak nyaman berada di masyarakat. Menjadi ragu-ragu dan enggan bersosialisasi, merasa dikucilkan, dan menarik diri atau mengasingkan diri dari masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline