Lihat ke Halaman Asli

Tetapkanlah

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Bila hari ini ada kasih sayang, hindarkan dari suatu pengharapan yang berlebihan, biar terbebas dari benci dan dendam, bila esok kau temukan ketulusan, tetapkanlah, karena dia pembawa kebahagiaan dan kedamaian…” Hening…… Sejenak kutunggu Senyap …… Dan tak ada bayangan suara lagi ….. Semakin sepi........, Seolah terbawa suasana renungan, yang berusaha membuka kelopak pikiranku untuk terjaga dari tidur pulas, yang berselimut sutera keinginan, diatas empuknya pembaringan harapan, di hadapan hangatnya perapian nafsu yang baranya membakar penyadaran diri di batas keyakinan yang rapuh. Ahh ….. Tulus…? Ikhlas…? Penyadaran diri …? Usaha…? Ketetapan Illahi…? Yang terbaik…? Kupanggil kembali suara malam “Cintamu adalah fatamorgana, kebahagiaan yang tergambar, terlukis jelas di ruang hatinya, dan kau merasakan nyata kebahagiaan itu, dan tulus menyaksikan kebahagiaannya, walau hanya menyaksikan…” ………….. kubuka tatapan maya itu “Maafkan sayang ….., sepertinya ini yang terbaik untuk ku dan juga kamu…” ……. HHgggppph …… Oh ……. “Alhamdulillah ………….” . . ‘Rumah Sahaja’ EAR 300710 Ciputat-Tangerang Syair dan Puisi yang lainnya : 1. Datang Tak Pergi-pergi 2. Renungan hati 3. Akupun Terpasung 4. Telaga Impian 5. Silaturahim Cinta 6. Lamunan dari Negeri 1000 Cinta 7. Surat Cinta yang Tertunda 8. Maafkanlah 9. Tak Seputih yang Ada 10. Aku Tidak Tahu 11. Sesuatu yang lain 12. Kata Hatiku 13. Kasih yang Terpatri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline