Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pertama Belanja Online, Tertipu Dua Juta Rupiah

Diperbarui: 20 Mei 2021   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber: OLX)

Ini pengalaman pahit saya ketika pertama kali mencoba belanja online. Saya terlalu naif dan polos, tidak mengira bahwa banyak penipu di website tersebut. Saya pikir semua yang menawarkan produk betul-betul pedagang.

Hal itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, saya lupa persisnya tahun berapa. Yang jelas, waktu itu belum banyak situs belanja online. Hanya ada OLX dan satu lagi yang sudah merger.

Saya tertarik untuk membeli telepon genggam di situs tersebut. Saya sama sekali tidak curiga dengan harga yang ditawarkan lebih rendah dari pasaran. Pikiran saya, mungkin ini langsung dari pabrik.

Harga telepon genggam yang dicantumkan di situs tersebut sebesar dua juta Rupiah. Nilai yang cukup besar pada saat itu. Saya punya uang tabungan hasil kerja keras. Kebetulan telepon genggam yang saya miliki sudah ketinggalan zaman atau jadul.

Telepon genggam di masa kini menjadi perangkat utama untuk menunjang pekerjaan. Karena itu, saya bela-belain untuk membeli yang baru. Saya tidak akan membeli jika tidak membutuhkan.

Saya pun memesan satu telepon genggam dengan spek yang saya butuhkan ke sebuah toko online yang bergabung di situs tersebut. Transaksi melalui email, toko tersebut meminta saya segera transfer uang sebesar dua juta Rupiah, ditunggu selama 24 jam. Kalau tidak, akan dijual ke pembeli lain.

Dengan bodohnya saya mengikuti instruksi toko online itu. Esok paginya saya segera mentransfer uang yang diminta sebesar dua juta Rupiah ke nomor rekening yang diberikan.

Tunggu punya tunggu selama beberapa hari kiriman tidak datang juga. Saya mengirim pesan menanyakan barang yang saya beli. Tapi tidak ada jawaban sama sekali.

Berulangkali saya mencoba langsung menelpon ke nomor yang tertera di situs tersebut, sama saja. Nomor itu tidak tersambung kepada siapa pun. Sepertinya nomor itu dibuang setelah berhasil mendapatkan uang dari saya.

Upaya terakhir, saya mengirim email ancaman untuk mengusut kasus ini. Eh, email saya malah dihack. Lelah dengan masalah ini akhirnya saya merelakan uang itu melayang.

Ini menjadi pelajaran bagi saya untuk hati-hati. Saya menyesal tidak membaca peringatan di situs tersebut agar kalau membeli barang berharga, lebih baik lewat COD. Sudah kasep, nasi telah menjadi bubur.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline