Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Melacak Jejak Kereta Api Peninggalan Kerajaan Ottoman untuk Berhaji

Diperbarui: 10 September 2018   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Militer membangun stasiun Mu'adzam (dok.middleeastlink)

Pada masa kerajaan Ottoman (sebelum menjadi Turki modern), wilayah kekuasaannya mencakup Suriah, Arab Saudi hingga Yordania. Wilayah itu terlepas satu persatu   karena serangan tentara Inggris dan sekutunya, dibantu dengan pengkhianatan Arab Saudi.

Masih ada jejak peninggalan, sisa sisa kejayaan kerajaan Ottoman di kawasan Timur Tengah. Salah satunya adalah jalur kereta api yang mengangkut jama'ah haji dari Damaskus ke Madinah. Tak banyak orang yang mengetahui tentang hal ini.

Sesungguhnya kereta api tersebut juga merupakan simbol dari kekuasaan kerajaan Ottoman. Kerajaan yang mengibarkan panji-panji agama Islam ini menjadi kekuatan yang sangat ditakuti dunia Barat. Karena itu mereka berupaya memutuskan pengaruh Ottoman dengan menghancurkan jalur kereta api tersebut.

Jalur kereta api Hijaz dibangun pada tahun 1900. Ada dua tujuan utama pembangunan jalur ini.

Tujuan pertama adalah untuk memfasilitasi para penduduk yang beragama Islam untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah. Sebagaimana diketahui, sebagian besar rakyat Ottoman adalah muslim. Mereka sangat berkepentingan untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Tujuan kedua adalah memperkuat wibawa kerajaan, menegaskan bahwa semua area yang dilalui jalur kereta api ini adalah di bawah kekuasaan Ottoman. Dengan kata lain, siapa pun yang menggangg wilayah ini akan berurusan dengan kerajaan Ottoman.

Sebelum ada jalur kereta api ini, kaum muslim yang ingin menunaikan ibadah haji, menggunakan cara tradisional yaitu naik unta. Waktu yang dibutuhkan sangat lama, hingga empat bulan baru bisa mencapai tanah suci Mekkah.

Namun setelah adanya kereta api, lamanya waktu bisa dipangkas menjadi jauh lebih cepat. Perjalanan menuju Madinah hanya memakan waktu empat hari saja, dengan biaya yang lebih murah.

Pertama kali kereta api itu berfungsi mengangkut jama'ah haji pada tahun 1908.Ribuan jama'ah haji dari Rusia, Asia Tengah, dan Iran berkumpul di Damaskus menunggu jadwal pemberangkatan.

Pada tahun 1912, kereta api tersebut mengangkut sebanyak 30 000 jama'ah haji. Jumlah tersebut melonjak drastis pada tahun berikutnya. Dan pada tahun 1914, ada lebih dari 300.000 jama'ah haji berangkat dengan kereta api itu.

Sayangnya, operasional kereta terhenti karena Perang Dunia 1. Semua pekerjaan konstruksi, perluasan jalur tidak bisa dilaksanakan karena perang. Kereta terpaksa digunakan untuk mengangkut pasukan, persenjataan dan logistik yang diperlukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline