Lihat ke Halaman Asli

Masa Depan Jurnalisme

Diperbarui: 20 Februari 2019   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: engineering.stanford.edu


Jurnalisme konvensional telah perlahan mengalami transisi menjadi jurnalisme multimedia. Penggunaan internet lebih diandalkan untuk mencari berita. 

Menurut Paul Bradshaw, jurnalisme masa depan dapat dilihat dari penggunaan perangkat seperti smartphone. Masyarakat cenderung lebih menyukai mencari informasi di internet lewat perangkat seluler karena lebih mudah dan tidak harus mengeluarkan biaya. 

Sedangkan untuk membaca koran atau majalah, kita harus membeli untuk mengetahui isinya. Perangkat seluler juga memudahkan siapa saja untuk memberikan informasi, tidak harus dilakukan oleh jurnalis. 

Selain penggunaan perangkat seluler, jurnalisme multimedia juga menggunakan big data yang berarti data yang dihasilkan di internet sangatlah banyak sehingga informasi lebih mudah didapat.

Jurnalisme masa depan juga mementingkan berita yang sedang terjadi pada saat itu juga. Sehingga infomasinya tidak hanya dalam bentuk tulisan yang harus dibuat terlebih dahulu tetapi juga bisa dalam bentuk live-streaming. Contohnya adalah live report Twitter atau fitur live Instagram. 


Live Instagram (sumber: www.femina.co.id/gadget/sekarang-anda-bisa-menyimpan-video-live-instagram-lho-begini-caranya)

Di era jurnalisme multimedia, pengumpulan, pembuatan dan penyebaran berita dilakukan dalam waktu yang bersamaan sehingga masyarakat dapat mengakses berita dalam waktu singkat. 

Berita juga dapat dibuat dengan mengandalkan kecepatan atau kedalaman. Jurnalisme cepat dapat berbentuk live report atau berita yang beredar di portal online. Sedangkan berita yang dalam bisa berupa konten analisis dan  berita yang berkelanjutan. Macam-macam jurnalisme cepat dan dalam bias dilihat dari The News Diamond.


News Diamond. (sumber: http://onlinejournalismblog.com/2007/09/17/a-model-for-the-21st-century-newsroom-pt1-the-news-diamond/)

Berita yang sudah jadi, pada akhirnya akan disebarluaskan melalui pembagian lewat berbagai platform media sosial yang dimiliki. Dengan begitu informasi yang disampaikan dapat dilihat oleh banyak orang, termasuk orang-orang yang tidak mencari informasi tersebut. 

Paul Bradshaw mengemukakan hal-hal yang dapat memicu persebaran informasi secara global, yaitu:

1. Perhatian
untuk mendapatkan perhatian masyarkat, kita harus pintar untuk mencari apa yang harus diketahui dan apa yang mereka sukai, lalu kita gabungkan. Masyarakat mencari informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu atau sekadar mencari hiburan. Ketika kedua hal tersebut digabungkan, mereka akan merasa tertarik untuk melihat informasi yang diberikan oleh jurnalis.

2. Bahasa
semakin bervariasi bahasa yang digunakan, semakin besar mendapat perhatian karena tidak semua orang berkomunikasi dengan bahasa yang sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline