Lihat ke Halaman Asli

Eli Halimah

open minded

Kau Curi Hatiku

Diperbarui: 4 Desember 2020   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keseruan terus mewarnai. Topik demi topik telah terlewati. Rasanya baru kemarin kami mulai. Kini kami hampir sampai di ujung misi. Tak ada yang perlu difikiri. Semua mengalir laksana sungai mississipi.

Tema kali ini sungguhlah antik. Sesaat buatku tak berkutik. Apa daya kata sepakat telah terlantik. Pantang bagiku untuk kembali menarik.

Jika kawanku membaca judul di atas. Jangan lantas mengira aku tak waras. Aku tidak sedang tidur walau selintas. Aku sangat sehat dan berigas.

Jika kawanku ingin mencuri hatiku. Tak perlulah kau bersikap kaku. Aku tak suka segala formalitas yang membeku. Tak perlu drama yang berliku. Cukup jadi dirimu yang sopan bertingkah laku.

Jika ingin hatiku kau curi. Janganlah kau mengambil jarak walau sesenti. Aku tak suka kau khianati. Apa lagi saat aku seorang diri. Datanglah dan coba dekati. Jikalah perlu coba tanyai. Agar aku tersenyum kembali. Dan bahagia karena memiliki sebongkah hati. Kawan setia sepanjang hari.

Jika kau ingin aku selalu tersenyum. Cukup kirimi aku Adenium. Atau boleh juga sepiring besar dimsum. Pasti dadaku bagai berdentum. Seperti hentakan penabuh drum. Tak perlu berfatwa di dalam forum. Cukup dalam kamar dengan partisi  gypsum. Saat itu senyumku pasti terkulum.

Andai  kau ingin aku bahagia. Jagalah hatimu dan tetap setia. Buatlah aku  tetap ceria. Walau usia tak lagi belia.

Andai kau ingin hatiku tersentuh. Berjuanglah untukku walau bangun dan kembali jatuh. Tak mengapa asal kita kembali utuh. Kau tahu jiwaku teramat rapuh. Tak kuasa menahan kesah dan keluh. Mohon sabari karenaku telah sepuh.

Andai kau ingin kita terus bersama. Mengukir cerita dan merangkai tema. Menghabiskan senja dengan cengkerama. Atau tentang cinta dan gulana sukma. Yang  risau karena dilema.  Dinding hati bagai menggema. Laksana  melawan sebuah dogma. Lalu kau datang bawa irama. Mengangkatku dari kubangan trauma. Saat bulan menjelma purnama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline