Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Cerpen | Rosaline, Romeo Tak Pernah Mati

Diperbarui: 1 September 2017   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : best 20 + Italian painters ideas On Pinterest / www.pinterest.com

Sampai detik ini tak banyak yang tahu, jika aku pernah menjalin kasih bersama Romeo. Ya, Romeo yang melegenda itu. Romeo yang lebih dikenal sebagai pasangan abadi Juliet.

Huft, kukira dunia memang telah bertindak tidak adil padaku.

Kuberitahu padamu, Romeo sebelum mengenal Juliet, ia lebih dulu mengenalku. Ia jatuh cinta padaku. Tergila-gila selayak seorang perjaka yang memuja gadis impiannya. Ia menyukai rambut ikalku yang lebat, memuji kulitku yang halus, juga terkesan pada binar mataku---yang menurutnya mengalahkan cahaya kejora dini hari.

Romeo memang menyukaiku. Amat sangat menyukaiku. Aku wanita pertama di hatinya. Jadi kutegaskan padamu--- sekali lagi, bukan gadis legendaris bernama Juliet itu kekasih pertamanya. Tapi aku. Juliet bukan siapa-siapa sebelum Romeo bertemu dan berkenalan dengannya.

Baiklah, kuceritakan satu rahasia padamu. Sebegitu besar cinta Romeo terhadapku kala itu, sampai ia begitu heroik, berani menerjang zona merah yang bertahun membatasi keluarga Capulet dan Montaque---dua keluarga yang sejak lama menasbihkan diri untuk saling bermusuhan, hanya demi aku.

Namaku Rosaline. Tidak banyak yang tahu tentang diriku. Yup, tidak mengapa. Bagiku itu merupakan salah satu ketidakadilan dunia. Orang-orang boleh lebih mengenal Romeo dan Juliet daripada aku. Kisah cinta mereka memang romantis, melegenda sepanjang masa. Romantis? Ah, yang benar. Mengapa jikalau romantis semua mesti berujung pada kematian tragis?

Memang, dunia benar-benar tidak adil terhadapku, terhadap sosok gadis yang pernah hadir di kehidupan Romeo. Termasuk Romeo itu sendiri. Aku tak pernah berhenti berpikir, apa salahku sehingga ia tiba-tiba beralih cinta kepada Juliet? Kemana kekaguman yang pernah ia buraikan kepadaku selama ini?

Aku menangis bermalam-malam ketika menyaksikan Romeo berdansa bersama Juliet dan---mencium mesra bibir gadis yang masih bertali darah denganku itu. Aku bahkan sempat berpikir ingin bunuh diri kala itu juga, melompat dari balkon kamarku agar tidak lagi merasa terluka oleh penghianatan cinta Romeo.

Hanya satu orang yang mengetahui betapa luluh lantaknya hatiku. Ya, hanya satu orang. Sst, kuberi tahu padamu. Orang itu adalah pegawai apotek yang padanya aku sering berkujung untuk konsultasi masalah kesehatanku.

"Kau hanya butuh menenangkan pikiranmu sejenak, Rosaline. Selain itu tidak ada. Obat-obatan tidak banyak menolongmu," apoteker itu selalu berkata begitu setiap kali aku menemuinya. Ia menasehatiku layaknya seorang dokter.

"Aku butuh obat penenang dosis tinggi darimu, Tuan," aku memanggilnya Tuan. Karena apoteker itu memang enggan menyebutkan siapa nama sebenarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline