Lihat ke Halaman Asli

Eko Romeo Yudiono

Menulis itu Indah

Never Say Goodbye (Maman)

Diperbarui: 25 Januari 2020   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IKON: Maman Abdurahman. Photo: Dok Pribadi

Never say goodbye, never say goodbyeYou and me and my old friendsHoping it would never end

Neversay goodbye, never say goodbye

Sepenggal lirik dari grup band kenamaan asal New Jersey, Bon Jovi di atas rasanya pas menggambarkan kembalinya Maman Abdurahman ke Persija Jakarta.

Selain Bambang Pamungkas (Bepe) yang kini sudah naik posisi menjadi manajer, Maman juga bisa disebut sebagai ikon Persija. Datang pada 2015, eks Persita Tanggerang ini juga menjadi bagian tim ibukota kala merengkuh gelar Liga 1 musim 2018.

Peran Maman tak bisa dianggap sepele. Di kalangan jumiornya, dia merupakan teman, kakak juga mentor mereka.  Tak salah memang karena selain selalu tampil komsisten di lini belakang Maman adalah eks penggawa tim nasional, 2006 hingga 2010.

Maka ketika instagram resmi Persija mengucapkan terima kasih dan selamat berpisah untuk Maman, banyak The Jak yang kaget bukan kepalang. Umumnya komentar mereka menginginkan Maman tetap berseragam tim Ibukota musim 2020.

Keinginan suporter akhirnya berakhir happy ending. Manajemen Persija memutuskan kembali memakai jasa Maman untuk satu musim ke depan. Bek 37 tahun ini kembali muncul di instagram resmi klub sebagai salah satu pemain mereka.

Pertanyaannya, nomor punggung berapa yang akan digunakan Maman? Karena Maman juga identik dengan nomor 6. Sedangkan Persija sudah merekrut Evan Dimas yang juga menggunakan nomor tersebut. 

Lagi-lagi Maman berbesar hati. Dia menyebut tidak akan menggunakan nomor 6. Ia mengungkapkan, ketika kembali ke tim, Evan Dimas mendatanginya dan menyerahkan nomor tersebut kepadanya. Tapi, "Saya rasa Evan lah yang akan menggunakannya. Biar ada energi baru di nomor 6. Sedangkan saya, kemungkinan akan menggunakan nomor 56 atau nomor lain," ungkapnya kepada penulis.

Nah, kebesaran hati Maman menjadi bukti bahwa seorang pemain besar tidak harus selalu menuruti egonya. Pemain besar adalah pemain yang rendah hati dan tidak sombong.

Apa yang dilakukan Maman bisa menjadi contoh untuk semua pemain profesional. Tindakan Maman merupakan nilai plus dari seorang pemain yang menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas baik di dalam dan di luar lapangan. Tindakan Maman jelas akan selalu diingat Evan. Pada posisi serupa kemungkinan Evan juga akan melakukan hal serupa di kemudian hari. Jika sudah seperti ini The Jak dan Jak Angel rasanya sulit untuk say good bye kepada Maman. Malah yang ada Maman akan selalu di hati meski musim depan tidak berjersey Merah dan Orange lagi. Never Say Good Bye Maman. (*)

(*) Penulis adalah Media Officer Persija juara musim 2018.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline