Lihat ke Halaman Asli

Eko Avianto

Freelancer

Pembelajaran dari "The Great Hack", Lindungi Data Anda!

Diperbarui: 31 Juli 2019   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film "The Great Hack" | Gambar: avclub.com

Film dokumenter buatan Netflix Original Documentar berjudul The Great Hack menjadi salah satu film yang menarik perhatian penulis minggu ini. Tayang perdana pada 24 Juli 2019 dan menjadi topik di beberapa forum online.

The Great Hack berkisah tentang skandal Facebook perihal penyalahgunaan data pengguna Facebook sebanyak 87 juta pengguna oleh Cambridge Analytica/SCL yang digunakan sebagai alat kampanye di berbagai belahan dunia. 

Cerita berawal dari keresahan Profesor David Carroll, bisa ditemui lewat akun Twitter @profcarroll, mengenai data dirinya di dunia maya dan digunakan untuk apa saja hingga kemudian dia melakukan penyelusuran secara independen. Salah satu hal yang menarik adalah membaca syarat dan ketentuan aplikasi terutama mengenai data yang bisa diakses oleh sebuah aplikasi.

Dari hasil penelusuran tersebut Prof. Carroll menemukan adanya indikasi bahwa data dirinya digunakan dalam Project Alamo, sebuah projek pengumpulan pusat data pemilih tim kampanye Donald Trump yang sistem kerjanya adalah menampilkan iklan, materi, atau artikel kepada dirinya melalui media sosial yang dipunyainya sehingga bisa membentuk opini untuk memilih salah satu capres.

Penelusuran berujung pada sebuah nama: Cambridge Analytica (CA). Kemudian secara resmi Prof. Carroll mengajukan permintaan resmi kepada Cambridge Analytica namun ditolak. 

Namun justru bermula dari inilah kemudian terbongkar skandal Facebook (FB) yang membuat sahan Facebook turun karena dianggap tidak bisa melindungi data penggunanya.

Psikografi

Dalam ilmu pemasaran ada satu ilmu yang disebut Psikogarfi, sebuah ilmu yang digunakan untuk menentukan segmentasi pasar berdasarkan gaya hidup, personalitas, kelas sosial, latar belakang pendidikan dan perilaku (calon) konsumen. 

Hal ini juga diterapkan dalam banyak hal tidak terkecuali militer dan politik. Inilah yang sedang dilakukan oleh Cambridge Analytica dengan database-nya.

Data pengguna FB yang berada dalam database CA terdiri dari banyak aktivitas pengguna seperti linimasa, pesan, kontak, foto, video, hingga like. Kebiasaan pengguna dianalisa sedemikian rupa sehingga bisa dikelompokkan berdasarkan minatnya masing-masing. 

CA melalui jaringannya membuat beragam konten seperti artikel, meme, dan video. Konten itu dibuat se-spesifik mungkin berdasar segmen tadi kemudian di unggah ke media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline