Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Rindu Ramadan

Diperbarui: 13 April 2021   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Eko irawan

Ramadhanku kembali datang. Menjenguk diri ini. Tapi Tetap seperti yang lalu. Belum juga berubah. Karena terjebak sandiwara, entah siapa sutradaranya.

Sulit hapus kenangan itu. Pahit bagiku. Tapi itulah caramu balas dendam padaku. Kau pasti puas dengan perbuatanmu. Ramadhan saksinya, andai bisa cerita. Suatu hari nanti.

Rindu Ramadhan, rindu bulan suci. Saat indah bersamamu dulu. Lalui indahnya masa, tanpa dia.  Tapi sekarang, bukan aku yang kau rindu. Pasti dia, sekalipun kau tutup tutupi. 

Aku tak menuduh. Kau sendiri yang cerita. Pada semua orang. Bahwa dia lebih baik dari aku. Pilihan utama yang penyabar. Terus aku ini apa? Sapi perah agar kau bersama dia bahagia. Itukah niatmu? Tak usah ingkar, karena munafikmu ditertawakan malaikat langit bumi.

Rindu Ramadhan. Bukan ramadhan seperti ini. Saat tak ada makna lagi. Bukan alasanku sendiri, tapi inilah hidupku sekarang. Aku memang bodoh. Dan terus dibodohi. Tak tegas. Tak teges. Tapi inilah cara agar keadilan Allah menjawab. Semua sandiwara kemunafikan. Siapa menabur angin, pasti akan menuai badai.

Malang, 13 April 2021

Oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline