Lihat ke Halaman Asli

[RTC] Lembar Putih Liliana

Diperbarui: 16 Januari 2019   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jingga menggurat indah di langit.  Menampakkan betapa sempurna penciptaan-Nya.  Garis batas antara langit dan lautan tak lagi kentara.  Sementara beberapa perahu nelayan sudah bersiap untuk melaut. 

Liliana menengadahkan tangannya.  Mencoba meresapi angin sore yang membalut tubuhnya.  Kaki kirinya masih terasa ngilu untuk dibuat jalan. 

"Sepertinya baru kemarin saja kita bersama Pa,  menikmati senja sembari bercerita tentang Mama" Liliana menggumam,  entah pada senja,  entah pada angin yang meniupi rambutnya yang terurai,"Sepertinya baru kemarin aku melihat tawa lepasmu Pa.  Tatapan lembutmu padaku masih juga kurasakan"

"Kak Lili" tegur seorang anak sembari memegang pergelangan tangan kanan Liliana. 

Liliana tersadar dari lamunannya, lalu menatap anak perempuan berambut ikal yang kini menatapnya. Anak yang menjadi yatim piatu sejak peristiwa sebulan lalu. Peristiwa yang juga membuatnya kehilangan satu-satunya orang yang tulus menyayanginya,  Papa. 

"Hai Naya" sambut Lili hangat. 

"Kak Lili kangen sama Papa ya? " tanya Naya. 

Liliana mengangguk pelan. 

"Naya juga kangen Bunda dan Ayah"

Seketika isak tangis Liliana tak terbendung.  Liliana memeluk anak perempuan yang masih berusia lima tahun itu.  Segurat rasa rindu dan sedih bergumul menjadi satu di hatinya. 

===

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline