Lihat ke Halaman Asli

Efrem Siregar

TERVERIFIKASI

Tu es magique

Bukayo Saka adalah Contoh Bagaimana Buat Patah Hati Orang dengan Prestasi

Diperbarui: 23 Juni 2021   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukayo Saka. (Foto: Twitter/EURO2020)

Siapakah negara paling "dramatis" di gelaran Euro 2020? Sebagian orang berpikir Spanyol karena tidak memasukkan punggawa Real Madrid dalam skuad utama. Perseteruan Mbappe dan Giroud di ruang ganti Prancis. Atau Jerman yang baru-baru ini dihebohkan karena penggunaan warna pelangi dalam atribut mereka.

Ada banyak preferensi untuk menyebutkannya seiring gelaran Euro 2020 berlangsung selama masa pandemi Covid-19 yang belum mereda.

Tapi, untuk tahun ini, layaklah negara paling ber-drama di Euro 2020 dinobatkan kepada Inggris. Negeri Ratu Elizabeth ini selalu menarik perbincangan khalayak.

Dalam tiap turnamen, apakah itu Piala Dunia atau Piala Eropa, Inggris akan berada dalam daftar unggulan negara peserta. Mereka memiliki liga, klub dan pemain terbaik di dunia.

Tidak saja tentang permainan di lapangan, Inggris juga berkontribusi memeriahkan turnamen sepak bola lewat pemberitaan yang diterbitkan media massa negara itu.

Karena itu, turnamen kurang sedap rasanya tanpa partisipasi Inggris sebagaimana terjadi pada Euro 2008 di mana negara ini tidak ikut di dalamnya.

Inggris akan selalu difavoritkan. Tiada pendukung yang paling emosional selain Inggris yang terus dilanda kerinduan: meraih trofi. Sudah lama Inggris belum merasakan bobot trofi Piala Dunia dan Piala Eropa. Sementara pesaing mereka sudah mencicipi salah satu di antaranya selama dua dekade terakhir. Ini memang situasi anomali.

Southgate mengalah dan turunkan Sancho

Anomali Inggris di tiap gelaran memberikan tanda tanya besar sehingga memberikan jejak bagaimana turnamen besar memberi akhir tragedi terhadap Inggris.

Drama Inggris kali ini kembali dipertontonkan oleh sang pelatih Gareth Southgate. Ia menjadi sasaran kritik penggemar lantaran pilihan komposisi pemain dirasa kurang pas.

Southgate enggan menurunkan Jadon Sancho selama dua pertandingan. Hasil imbang tanpa gol melawan Skotlandia menjadi puncak kekecewaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline