Lihat ke Halaman Asli

Efrem Siregar

TERVERIFIKASI

Tu es magique

Sah! Nasser Al-Khelaifi Jadi Ketua ECA, Orang Asia Pertama yang Urus Sepak Bola Eropa

Diperbarui: 22 April 2021   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden ECA Nasser Al-Khelaifi. (Foto: Twitter/ECAEurope)

Polemik European Super League memberikan kejutan demi kejutan. Hari ini, Presiden dan CEO Paris Saint-Germain Nasser Al-Khelaifi terpilih sebagai Presiden ECA, mengutip berita dari media olahraga ternama Prancis L'Equipe, Kamis, 22 April 2021.

Sebelumnya, Nasser sempat menolak tawaran menjadi Presiden ECA, namun ia akhirnya berubah pikiran dan menerima posisi tersebut. Dalam pernyataan pers dikutip, pengusaha asal Qatar ini mengatakan bahwa dirinya merasa terhormat atas pemilihan ini.

"Saya bersama semua Anggota Dewan dan Klub ingin memperkuat ECA dalam perannya sebagai suara sah dan tunggal dari klub-klub Eropa. Olahraga ini hanya berhasil dalam persatuan dan menjadi tugas kita sebagai penjaga sepak bola untuk memenuhi kewajiban ini," kata Nasser Al-Khelaifi.

Presiden ECA sebelumnya dipegang oleh Andrea Agnelli, Presiden Juventus yang mengundurkan diri setelah mengenalkan European Super League beberapa hari lalu. ECA adalah wadah klub sepak bola Eropa yang dibentuk pada 2008 dan memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan di UEFA, menyadur inews.co.uk.

Asosiasi tersebut memiliki 232 klub anggota dari masing-masing dari 54 asosiasi nasional UEFA. Sehari sebelumnya, Nasser Al-Khelaifi juga terpilih kembali sebagai komite eksekutif UEFA dalam kongres di Swiss. Ia memegang jabatan komite eksekutif pada 2019 dan menjadikan dia sebagai orang Asia pertama yang duduk di posisi kunci UEFA tersebut.

Dengan menjadi Presiden ECA dan komite eksekutif UEFA, Al-Khelaifi sekarang praktis menjadi orang Asia pertama yang memiliki pengaruh kuat dalam sepak bola Eropa. 

Adapun keterpilihan Al-Khelaifi sangat berhubungan erat pada konflik internal di ECA menyusul wacana kompetisi European Super League yang digagas sejumlah pemimpin klub elit Eropa.

ECA tak mendukung Super League. Pihaknya yakin Super League tak akan berhasil sebab sepak bola didasarkan pada keterbukaan, kompetisi dan hubungan kuat antara semua orang di seluruh keluarga sepak bola. 

"ECA percaya bahwa tiap klub anggota punya tanggung jawab untuk memastikan mengembangkan dan meletakkan sepak bola di tempat yang lebih baik untuk generasi berikutnya, tak membongkarnya hanya demi keuntungan finansial," tulis ECA dalam pernyataan pers usai terpilihnya Nasser Al-Khelaifi sebagai Presiden.

Jadi apakah keterpilihan Nasser Al-Khelaifi dapat menjadi kebanggaan sebagai orang Asia? Jawabannya tentu saja, ya! Ia dipercaya oleh orang Eropa untuk membantu membenahi kompetisi dan sepak bola. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline