Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Ketika Mie Instan Naik Pangkat

Diperbarui: 2 Oktober 2019   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mie kuah susu-ala sebuah co working space(cafe) (Dokpri)

Apa yang terbayang dari mie instan?

Kalau saya kuliah, mie instan adalah pengganjal perut alternatif, di kala saya malas keluar untuk membeli makanan atau memasak sendiri, waktu itu saya sudah memiliki kompor minyak luks yakni kompor minyak yang bahannya dari aluminum blirik (bertotol), bukan dari seng dan menunya adalah nasi goreng.

Kemalasan anak kost untuk pergi keluar dari kamar dan menyediakan mie instan yang hanya berupa dua opsi, mie kuah ayam bawang atau mie goreng. Enaknya anak jaman sekarang, beda dengan jaman saya kuliah.

Jangan membayangkan mie instan seperti sekarang, dari berbagai merek, berbagai rasa, berbagai harga. Yang memakai cup, yang memakai gelas, yang premium dengan daging ayam lumayan banyak. Pilihan ada di rak sepanjang lorong toko.

Dulu mie instan hanya mie dan bumbu bubuknya serta minyak sayur dan sambal kecap sachet, sudah paling top. Hanya ada dua merek yang merajai pasaran.

Tahun berganti ada yang namanya warmindo tersebar di seantero kota dengan rata-rata jam buka 24 jam, harga merakyat, tempat sederhana dan biasanya tempat nongkrong di mana banyak orang sekedar mencari makan.

Ada berbagai itilah Tante (tanpa telur) dan lainnya. Warung ini diminati dan entah kenapa ketika makan di warmindo; rasanya beda dengan saat bikin sendiri. Lebih enak di warung. Mungkin karena mienya kelembeken...ha..ha.Asli enak beli di warmindo.

Sekarang di mal ada yang menjual semacam itu dengan ragam variasi yang tak pernah terpikirkan kenapa saya tidak terpikir.

Ada co working space dekat rumah yang tidak pernah sepi,buka 24 jam, suasana begitu nyaman. Saya diajak anak-anak saya kesana, belum pernah sendirian padahal tiap hari melewatinya dan jika jalan kaki hanya butuh 5 menit. Tempat lain juga ada tersebar di wilayah Yogya dan terutama daerah utara seperti Sleman.

Saya dan suami saya menjadi pengunjung tertua, rata-rata anak muda,entah mengerjakan tugas kuliah atau apa. Di working space tadi. Memesan Mie kuah Susu.

Begitu pesanan datang,mie instan berubah begitu rupa,mirip wajah di make over, tentunya harganya berbeda karena ada tambahan keju dan segala macam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline