Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Pengorbanan Apalagi?

Diperbarui: 4 Juli 2019   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kutempuh jalan berliku, tersendat di antara sandal jepit hingga berlubang dan panas aspal menyakiti kakiku hingga meringis meski tetap berlalu

Terjalnya jalan dan gersangnya udara nyaris menghempaskanku pada sebuah kata 'keputusasaan' yang meruntuhkan semangatku di tengah jebakan antara mundur atau melaju

Mengapa tidak mau berkorban? kata-kata itu bagai semut masuk ke telinga dan berdenging sepanjang malam dan menggangguku, mengapa tidak mau berkorban? apalagi? Pengorbanan apalagi?

Diri ini bukan boneka yang bisa menuruti semua kemauanmu dan harus bungkam tanpa sepatah katapun, aku hanya ingin menyuarakan maksutku, tetapi katamu diriku sebaiknya membisu

Lalu kubanting buket mawar dan coklat pemberianmu, dirimu pikir diriku butuh semua omong kosong itu? semua hadiah dan tuntutan itu? pergilah dan cari bonekamu

Dirimu pikir, diriku bisa bersandiwara seumur hidupku dengan memerankan figur yang dirimu inginkan? Diriku menyerah,diriku kalah oleh satu hal yang diriku inginkan darimu 'terimalah diri ini apa adanya'

Lalu dirimu pergi dengan kemarahan dan bantingan pintu  yang mengagetkanku, meski ku menangis setelah dirimu menjauh, hanya satu hal diriku tiada bisa bersandiwara seumur hidupku, jadi  kubungkus buket bunga dan coklat,kukirimkan ke alamatmu, selamat tinggal mantanku

#puisianakmuda




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline