Lihat ke Halaman Asli

Effendy Wongso

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Peran Diaspora Bugis-Makassar di NTT Mengenalkan Penganan Nasi Unti

Diperbarui: 3 Desember 2022   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasi Unti. / Foto: Effendy Wongso

Di berbagai belahan wilayah Indonesia, sudah tidak terbilang banyaknya para perantau yang mengadu nasib di suatu daerah. Sebut saja suku Bugis-Makassar yang mencari nafkah kemudian menetap turun-temurun di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di Tanah Flobamora ini, demikian sebutan NTT, diaspora Bugis-Makassar yang berdomisili dan beranak-pinak juga masif mengenalkan kuliner penganan, salah satu di antaranya adalah Nasi Unti.

Bila menjabarkan kuliner, khususnya makanan Nusantara memang seperti tidak ada habisnya. Tidak salah sebab kuliner sendiri sudah menjadi salah satu kebudayaan di Tanah Air yang berkembang seiring penyebaran penduduk antarpulau.

Selanjutnya, berkembangnya diaspora berbagai etnik di suatu daerah turut membawa kearifan lokal yang sebelumnya berasal dari wilayah yang didiami. Hal itu dapat dilihat dari beragamnya kuliner nasional yang juga tersebar di berbagai provinsi Indonesia.

Di NTT, khususnya di Kota Kupang, diaspora Bugis-Makassar yang berdomisili secara turun-temurun di Kota Sasando, demikian julukan wilayah Kupang, juga jamak mengenalkan kuliner penganan, salah satu di antaranya adalah Nasi Unti.

Secara harfiah merunut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Nasi Unti bisa diartikan kelapa parut dicampur dengan gula putih atau merah yang dimasak dan diberi daun pandan atau panili yang dibuat sebagai isi penganan seperti Mendut, Kue Bugis, dan Dadar Gulung.

Verba "unti" dalam bahasa Makassar dan "utti" dalam bahasa Bugis, lebih tepat diartikan sebagai "pisang". Pisang, sebab penganan ini sejatinya menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya.

Lantas dalam perkembangannya, penganan yang sering disebut "Kue Bugis" oleh masyarakat Jawa dan kebalikannya masyarakat Bugis-Makassar disebut "Kanre Jawa" atau makanan orang Jawa karena biasanya disantap orang Jawa sebagai sarapan pagi.

"Bahan-bahan untuk pembuatan Nasi Unti sangat sederhana, karena hanya menggunakan beras ketan putih dan serundeng kelapa parut yang dilumuri gula aren atau gula merah," terang Supervisor Royal Bakery and Cafe Femmy Uriana saat ditemui belum lama di Royal Bakery, Jalan Bundaran PU 10, Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM), Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Ia menambahkan, Nasi Unti memang merupakan versi temurun dari penganan Songkolo atau Sokko di Sulawesi Selatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline