Lihat ke Halaman Asli

Dwi Agustina

Pembelajar Sepanjang Hayat

Hati Sebagai Pengendali Pikiran dan Hati

Diperbarui: 24 September 2022   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Fenomena yang terjadi saat ini ialah begitu banyaknya pemuda yang mampu berlari sejauh apapun, mampu mendaki gunung setinggi apapun. Namun, ketika adzan berkumandang  betapa beratnya mereka menyingkirkan selimut untuk menegakkan Shalat! . Mengapa begitu berat sekali untuk menegekkan ibadah?

Apa yang sedang terjadi pada dirimu?

Ingatlah jika segumpal daging yang rusak, maka rusaklah jasadnya.  Segumpal daging rusak, maka rusaklah hatinya. Sebetulnya yang buta itu bukan mata tetapi hati yang berada di dalam dada. Hati itu ibarat bulu di lapang yang bisa berbolak balik saat diterjang angin. Hati merupakan pusat pengendali anggota tubuh, pengendali niat dan pengendali tujuan apakah kita mau taat atau ingkar? 

Jika hidup selalu diisi dengan taubat dan beristigfhar, maka hati pun akan bersih. Dan jika hidup ini selalu diisi dengan dosa dan maksiat itu berarti kita akan menambah bercak HITAM  di dalam hati. Semakin banyak bercak hitam di dalam hati kita maka Allah akan menjadikan hati mereka menjadi keras sehingga tidak mampu membedakan antara yang hak dan bathil. 

Menurut Dr Ahmad Farid ada 3 karakter hati manusia

1. Hati Yang Mati

2. Hati Yang Sakit

3. Hati yang Selamat

Pertanyannya

Kondisi hati seperti apa yang mengendalikan hidup kita?

Karena perlu kita ketahui bahwa perniagaan Allah itu MAHAL . Syurganya Allah hanya bisa dimasuki karena Ridho Allah dan berakhlaq mulia. Akhlaq Mulia lah yang merupakan contoh agar hati kita menjadi hati yang selamat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline