Lihat ke Halaman Asli

Dudun Parwanto

Penulis, Traveler

Papua, Potensi Wisata Bahari di Negeri Seribu Sungai

Diperbarui: 27 Desember 2016   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pri

Atas undangan seorang rekan dari Freeport, saya ke Timika mengisi pelatihan Penulisan .  Ini adalah perjalanan pertama di tanah Papua untuk menyajikan pelatihan menulis . Alhamdulillah acara yang didukung PT Freeport di hotel Grand Tembaga, Timika pada 17 November tersebut berjalan sukses. Malah insyaallah ada beberapa buku yang akan saya kerjakan dengan tokoh di Timika. Jadi kalau Tuhan menghendaki, saya akan kembali lagi ke Timika. 

Berita tentang Timika tak seperti apa yang didengungkan media. Seperti gerakan OPM, Perang suku dan penembakan. Kota Timika sangat aman, kondusif dan terkendali. Saya pun menyusuri jalan Yos Sudarso pusat kota Timika di malam hari. Geliat bisnis Timika sangat terasa. banyak pedagang membuka toko dengan berbagai jenis barang dagangan seperti baju, tas, kebutuhan sehari-hari dan sebagainya. Di Timika tidak ada mal besar , Indomaret dan sebagainya. 

Masyarakat Timika sudah berbaur antara warga asli dan pendatang. bahkan saya menjumpai banyak pedagang dari perantauan, Jawa, Bugis, maluku dan sebagainya. Kebutuhan pangan di Timika disuplai melalui pesawat carteran yang disewa seharga 1,4 jutaan untuk 1 jam. Tak heran banyak produk dari Makasar yang dijajakan di pasar Timika. 

Di Hotel kami menginap, tidak ada musala, suara azan pun terdengar samar-samar. Namun bukan berarti tak ada kaum muslim di sini. Banyak dijumpai wanita berkerudung di Timika, Mereka biasanya para pendatang baik dari Jawa, Bugis dan sebagainya. Sebenarnya di Timika ada masjid Agung nya, meskinya tingginya tak boleh melebihi gereja katedral. bahkan Timika merupakan ibukota kabupaten Mimika pernah mempunyai wakil  bupati seorang muslim bernama Abdul Muis, seorang keturunan Papua Fak-Fak. Memang Fak-Fak dikenal sebagai kota di Papua yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Peluang usaha di Timika, ada sektor Pertambangan. PT Freeport mempunya 17 ribu karyawan. Di Timika profesi dibedakan hanya 3 macam, karyawan, PNS  dan umum. Yang disebut karyawan adalah karyawan Freeport. Maklum inilah satu-satunya perusahaan besar di Timika, yang OB nya bergaji 10 juta sebulan. Freeport menyumbang anggaran belanja Daerah Pemda Mimika lebih dari 90 %. 

Bahkan limbah buangan dari Freeport masih bisa dimanfaatkan para pendulang emas. Mereka datang dari luar Papua untuk mengais gram emas yang tersisa. Menurut informasi warga Papua, Marlon, setiap hari minimal para pendulang emas mendapat 2 gram emas, satu gramnya 600 ribu, jadi sehari mereka rata-rata mengantongi Rp 1,2 juta , sebulan diatas 30 juta wouw Jumlah para pendulang kian meningkat dan sekarang jumlahnya mencapai separuh karyawan Freeport. 

Saya pun melanjutkan ke Kwanki Lama, sebuah daerah persukuan yang sering masuk teve karena perang suku. Di Kwanki lama perang suku bisa disaksikan hampir setiap hari. Di sana nyawa dibalas nyawa. Tapi jangan terlalu dekat menyaksikannya bisa-bisa kena panah yang nyasar. Hehehe. 

Potensi Papua

Sebagai wilayah yang luas dan masih asli, Papua memiliki potensi yang luar biasa dari sisi sumber daya alam, budaya dan obyek wisata. Alam adalah bagian yang tak terpisahkan dari suku adat Papua yang biasa dipanggil dengan "Mama". Maka pelestarian alam Papua harus dilakukan tanpa merusak ekosistem yang ada. 

Ada beberapa tempat di Papua yang cukup populer untuk pariwisata. Sebut saja, Raja Ampat, Keindahan Raja Ampat memang sudah mendunia dan setiap harinya tempat ini pasti banyak wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisata Raja Ampat ini terdiri dari empat pulau yang besar dan berbagai pulau kecil-kecil di sekitarnya. Di sini, Anda bisa menikmati keindahan alam bawah air yang sangat indah dan banyak sekali jenis penyu laut dan ikan. Anda bisa melihatnya dengan cara menyelam ataupun melakukan snorkeling. Selain itu ada obyek wisata yang wajib dikunjungi karena keindahannya yakni Danau Sentani, Teluk Cendrawasih, lembah Baliem, Pantai Bosnik danmasih banyak tempat wisata yang keren di tanah Papua.

Wilayah Papua yang umumnya pegunungan memang sulit dijangkau dengan transportasi darat. Selama ini jarak antar kota ditempuh dengan pesawat kecil yang berpenumpang sedikit. namun keberadaan pesawat tersebut sangat terbatas dan biayanya mahal sehingga tidak dapat digunakan secara maksimal. Untuk itu perlu ada terobosan dari pemerintah daerah Papua untuk menghidupkan sarana transportasi laut. Disamping untuk memenuhi kebtuhan transportasi masyarakat juga dapat digunakan untuk sarana wisata bahari. Apalagi Papua memliki sungai yang sangat banyak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline