Lihat ke Halaman Asli

Kotak Amal Masjid Dibongkar, Bukti Bobroknya Kualitas Moral dan Finansial

Diperbarui: 1 Januari 2019   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

eramuslim.com

Pamulang - Pagi pertama di tahun 2019, wilayah Pamulang, Tangerang Selatan diguyur hujan ringan. Ketika kami sekeluarga sedang menikmati minuman hangat beserta camilan, tiba-tiba terdengar pengumuman lewat pengeras suara dari Masjid yang berada tepat di seberang rumah.

Informasi tersebut menghimbau kepada para pengurus BTM (Badan Takmir Masjid) yang berada di rumah untuk segera datang ke masjid, lantaran ada beberapa kotak amal yang dibongkar oleh orang tak bertanggung jawab.

Kami yang sengaja diam sejenak guna mendengarkan pengumuman itu kompak tercengang kemudian menggelengkan kepala bersama. Benar-benar keterlaluan sampai berani membobol kotak amal di dalam masjid.

Ini bukan kali pertama, hal serupa juga pernah terjadi beberapa waktu sebelumnya. Kenapa seseorang sampai nekat melakukan hal "gila" seperti jni?

Pelaku sepertinya adalah seseorang atau beberapa orang yang sedang berada dalam masalah finansial akut. Atau mungkin mengalami krisis moral tingkat tinggi. Bayangkan saja, kotak amal di dalam masjid berani ia bongkar.

Sedih mendengarnya, cacian dan makian tentu akan banyak dilayangkan kepada siapapun yang melakukan. Sudah bisa dibayangkan apa yang terjadi jika tertangkap nanti. Masih segar di ingatan, ketika seorang yang diduga mencuri Amfli Mushola akhirnya dibakar oleh massa.

Akan tetapi yang paling miris, ini adalah pertanda bahwa betapa kehidupan masyarakat masih jauh dari kata sejahtera. Pelaku memang salah, apapun alasannya, namun jika ia berkata bahwa ada seorang balita dan lansia di rumahnya yang kelaparan sedang ia baru saja diputus kerja? tidakkah hati kita bertanya, seandainya ada di posisi tersebut, jangan-jangan kita juga melakukan hal yang sama.

"Ah, kan bisa minta tolong pinjam duit sama tetangga atau sanak saudara,"

Kedengarannya memang mudah, tapi apakah benar, kita-kita para tetangga atau saudara bersedia membantu meminjamkan sejumlah uang kepada seorang pengangguran, sedang hidup kita sendiri pas-pasan? andai kehidupan masyarakat sudah layak, tentu hal seperti ini tidak akan terjadi.

Hidup memang kejam, di satu sisi pelaku pencurian harus diberantas, tapi di sisi lain tidak ada solusi untuk mengentaskan kemiskinan. Lapangan kerja kurang. Skill dan Pendidikan lemah. Lalu apakah kita bisa berharap Tuhan menjatuhkan uang dari langit?

Akarnya adalah pemberantasan korupsi dan penggunaan dana negara untuk hal-hal yang lebih penting daripada pembangunan kota: pendidikan. Gedung-gedung bagus nan mewah, tapi jika masyarakatnya minim pendidikan, maka mereka akan sulit bersaing mencari pekerjaan, mau berwirausaha tak punya modal dan kemungkinan terburuknya ... menjadi pencuri demi bisa makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline