Lihat ke Halaman Asli

Wimpie Fernandez

Tak harus kencang untuk berlari

Kunci Kemenangan Indonesia Saat Libas Mongolia 7-0

Diperbarui: 22 Juli 2017   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Usai menelan kekalahan kontra Malaysia di laga kedu kualifikasi piala asia U-23 dengan skor 0-3 beberapa hari lalu, Timnas Indonesia U-23 akhirnya berbenah dan berhasil membuktikan diri.

Pembenahan sekaligus pembuktian ditunjukkan skuad garuda muda sore tadi, ketika melumat Mongolia dengan skor yang cukup fantastis 7-0 di stadion Supachalasal National Stadium, Bangkok, Thailand, Jumat sore, (21/7/2017).

Kemenangan Indonesia sudah tercium ketika Luis Mila mengubah susunan pemain. Sang peracik menurunkan Evan Dimas yang diplot sebagai motor serangan, kemudian Hansamu Yama sebagi center bek dan memasang Osvaldo Haay sebagai penyerang yang memiliki skill dan keberanian untuk menusuk pertahanan lawan. Adapula Gavin Kwat Adsit, Rezaldi Hehanusa dan Saddil Ramdani yang menggantikan posisi satria Tama, Putu Gede Juni Antara, dan Hanif Sjahbandi.

Melihat susunan skuad Indonesia, prediksi untuk bisa memnangkan pertandingan benar adanya. Sejak kick off dibunyikan, Timnas garuda muda menguasai jalannya pertandingan dan bermain ciamik. Aliran bola dari kaki ke kaki, penguasaan bola yang baik serta pola permainan yang cerdas membuat Indonesia dengan mudah mengocar-ngacir pertahanan mongolia.

Serangan demi serangan garuda muda mulai babak pertama dan babak dua mengalir deras.  Hingga 7 gol berhasil dilesakkan pasukan garuda muda ke jala Mongolia. Mereka adalah, Saddil Ramdani (17', 56'), Marinus Wanewar (31), Gavin Kwan (35', 88'), Osvaldo Haay (71) dan David Maulana (90).

Kunci Kemenangan Timnas U-23                        

Harus diakui keberhasilan timnas U-23 mencukur Mongolia dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya ketika Mila mengubah susunan pemain dan pola strategi.

Ketika melawan Malaysia, Indonesia menggunakan strategi 4-3-3, namun ketika melawan Mongolia startegi berubah menjadi 4-3-2-1. Cara ini terbukti manjur, setelah duet Muhammad Hargianto dan Evan Dimas yang ditempatkan sebagai pengatur serangan sukses menjalankan tugasnya, pola permainan dan passing dari kaki ke kaki parap punggawa garuda mengalir begitu hebat. Perlu diingat Evan merupakan playmaker timnas U-19 yang sukses membawa timnas U-19 Indonesia juara tahun 2013. 

Selain kepiawaian dalam menyerang dan mengatur pola serangan, timnas juga tak lupa akan pertahannya. Sang pelatih, Luis Mila, mempercayakan jantung pertahanan pada Hansamu Yama. Pemain yang tadi malam juga mengemban sebagai kapten mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Berbekal pengalamannya di timnas U-19, mental Hansamu bakpemain senior. 

Ketenangan, mental dan kepercayaan dirinya mampu mengkondisikan lini belakang dengan baik. Hal ini dibuktikan ketika gawang dari Kurniawan Kartika Ajie yang terhindar dari kebobolan alias clean sheet. Tak lupa performa apik juga ditunjukkan bek tengah lain, Bagas Asdi Nugroho yang kerap melakukan tekel-tekel krusial untuk mengamankan gawang Indonesia.

Lebih lanjut, pelatih asal spanyol itu juga memasang striker Persipura Jayapura Osvaldo Haay yang pada akhirnya mampu memborong 2 gol untuk kemenangan Indonesia. Sama halnya dengan Marinus Wanewar yang didapuk sebagai target man. Alhasil, Kepiawaian mereka dalam mengolah si kulit bundar dan keberanian intersep ke daerah lawan membuat timnas Mongolia keteteran menghadapi serangan Garuda Muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline