Lihat ke Halaman Asli

Farhandika Mursyid

Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Sebuah Reuni | Mimpi Tentangmu

Diperbarui: 30 November 2019   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : dokumentasi pribadi

"Dok, kayaknya tadi sampean mimpi indah, deh. Pake ngigau segala, lho! Wis jatuh cinta, tah sampean? Ciyeeee. Hahaha."

Omongan dari Mas Aldi di jam Subuh itu membuatku bergidik malu. Mimpi yang terjadi semalam itu memang sangat indah sekali. Aku bahkan sampai bingung gimana cara untuk merespon perkataan itu. Sembari itu, Mas Aldi l angsung bergegas ke pasien untuk memantau kondisi pagi ini.

Suasana di ruangan ICU hari ini sangatlah aman. Jumlah pasien hari ini hanya satu dan untungnya, kondisinya hari ini relatif stabil. Begitu juga yang terjadi di bangsal lain, tidak ada panggilan kegawatan atau semacamnya. Paling hanya jam 10 malam kemarin, saat aku diminta untuk menulis resep di Bangsal Dewasa.

Tak terasa, sudah hampir dua bulan aku menjalani tugas sebagai dokter internship di Rumah Sakit (RS) ini. Meskipun baru menjalani stase ruangan, namun entah kenapa aku merasa bahwa RS ini cukup membuatku nyaman.

Perawat yang ramah dan kompak serta jumlah pasien yang tidak terlalu banyak bisa dibilang mengurangi rasa sesak yang aku temukan di tempat ini. Selama shift malam tadi, aku habiskan dengan sekadar canda tawa dengan para perawat yang ada. Kadang, kami membahas soal film, musik, bahkan juga percintaan.

Namun, selama tugas di sini, pikiranku masih sering mengarah ke satu hal.

Iya, gadis yang hadir dalam mimpiku tadi malam itu. Sudah sangat lama aku tidak berjumpa dengannya. Aku masih ingat bagaimana sedihnya di kala kami harus berpisah di bandara saat pacarana dulu yang relatif singkat. Atau, berapa besarnya volume air mata yang aku keluar saat aku baca berita buruk tentangnya dulu. Mengingatnya saja masih membuatku terluka.

Cinta, seandainya aku bisa mengulang waktu, mungkin aku akan melarangnya untuk pergi ke rumah mantannya dulu. Membayangkan mukanya saja sudah membuatku muak. Aku selalu berharap semoga dia membusuk di rumah pesakitan itu. Kabar yang beredar, dia sudah dipenjara 30 tahun tanpa banding. Sebuah hukuman yang sangat tidak diharapkan dari kejadian tragis yang menimpa gadis molek itu.

OoOoOoOoOoO

"Dok. Ayo, dok. Jelaskan lho. Sekarang sudah jam setengah enam. Kan sudah disampaikan toh hasil EKGnya ke dokter Lita? Yowis, aku wis tak sabar dengar cerita sampean."

"Lah, ono opo karo dokter Gani, Mas?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline