Lihat ke Halaman Asli

Dodi Kurniawan

Simplex veri sigillum

Jendela Indah Itu Bernama Mata

Diperbarui: 24 Maret 2023   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

halodoc.com

Tenjowaringin di wilayah kecamatan Salawu, Tasikmalaya pada tahun 2018 mendeklarasikan diri sebagai Desa Siaga Donor Mata. Istri saya yang sehari-hari bertugas sebagai tenaga paramedis mendapatkan pelatihan eksisi kornea mata di Jakarta Eye Center (JEC) pada tahun yang sama. Pelatihan ini diinisiasi oleh Bank Mata Indonesia. Istri saya sejauh ini sudah melakukan lebih dari 110 kali eksisi sejak 2018 lalu.

Karena seringnya bersentuhan dengan kegiatan eksisi, melihat kornea dari dekat dan segala romantika pelaksanaan eksisi di lapangan, terpikir untuk sedikit mencari tahu tentang mata kita.

Chris Bell dalam tulisannya berjudul Why the eye is nature's miracle? di Sidney Morning Herald menyebutkan:

"Dalam bentuk yang sangat dasar, mata dipercayai pertama kali berkembang pada hewan sekitar 550 juta tahun yang lalu. Tetapi desain yang begitu sempurna---kemampuan beradaptasi yang tak terbatas, dan kompleksitas yang tak tereduksi---membuat banyak orang berargumen bahwa hal ini merupakan bukti keberadaan Tuhan itu sendiri. Bahkan dewasa ini, penganut Kristen dan kreasionis berargumen bahwa Charles Darwin sendiri terganggu dengan keberadaannya---dengan merujuk pada sebuah catatan (seringkali disalahartikan) dalam The Origin of Species, di mana Darwin mengamati bahwa keseluruhan gagasan tentang sesuatu yang begitu tanpa cacat 'dapat terbentuk melalui seleksi alam, tampaknya, saya dengan bebas mengakui, sangat tidak masuk akal'."

"Berbeda dengan telinga dan hidung kita, misalnya, yang tidak pernah berhenti tumbuh sepanjang hidup kita, mata kita tetap memiliki ukuran yang sama sejak lahir. Kemudian ada proses yang rumit dari pengairan, pelumasan, pembersihan, dan perlindungan yang terjadi setiap kali kita berkedip - rata-rata sebanyak 4.200.000 kali dalam setahun," lanjut Bell.

Mengacu pada 110 eksisi yang sejauh ini dialami, setidaknya ada 220 kornea yang bisa dicangkokkan kepada calon resepien yang masuk dalam deretan panjang daftar tunggu. Jadi sangat bisa diterima bila kornea merupakan organ tubuh yang paling banyak dicangkokkan. Setidaknya hingga 100.000 kali per tahunnya. Tentu saja angka ini untuk data di seluruh dunia. Menurut John Muresianu dalam The Miracle of the Human Eye --- a Few Notes, kurangnya pembuluh darah berarti antibodi yang lebih sedikit, tingkat penolakan yang lebih rendah---sekitar 10%. Ini merupakan salah satu alasan di balik tingginya kesuksesan pencangkokan kornea.

Pemindaian iris mata dinyatakan jauh lebih akurat dibanding sidik jari dalam identifikasi identitas seseorang. 2000 kali lebih akurat menurut para ahli. Lebih lanjut Bell menjelaskan:

"Perusahaan New York bernama Eyelock, konsep pemindaian iris seseorang dari jarak jauh untuk tujuan identifikasi sekarang menjadi kenyataan. Seperti yang dijelaskan oleh Chief Technology Officer Eyelock, Jeff Carter: 'Sekarang identitas Anda dapat ditentukan dari seberang ruangan saat Anda penuh kegiatan---bahkan jika Anda mengenakan masker, atau wig, atau kacamata hitam---dengan tingkat kepastian seper-kuadriliun bahwa Anda adalah benar-benar Anda.'"

Oh iya, satu kuadriliun adalah seribu milyar. Satu diikuti nol sebanyak 15 di belakangnya! 

Adalah Hipokrates yang pertama memperhatikan keunikan dari iris setiap orang berupak pola garisnya, titik-titiknya, ataupun warna di sekeliling pupilnya tidak kurang dari 390 sebelum Masehi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline