Lihat ke Halaman Asli

Ayah

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Finally, after had been pushed by my friend @akbarnikmatullah, I tried to write something, by all means, it will be dedicated to my truly warrior.

Dad,

Menyesal tiada guna kuucapkan,

Seseorang yang mengajarkan bahwa sedikit tindakan lebih bernilai dari jutaan kata-kata

Untuknya yang berjuang, tanpa pernah memikirkan dirinya sendiri

Yang merasa bahwa kebahagiaan keluarga besar adalah puncak kepuasannya

Kau gadaikan waktu tidur dan istirahatmu,

Mungkin karena kau pun tahu bahwa kini kau bisa melampiaskan itu sekarang.

Saat kau tiada, ratusan orang berkata bahwa kau adalah orang yang luar biasa .

Tidakkah kau dengar itu?

Atau mungkin senyum kecutmu sekarang mengembang disana, seraya berkata kepada anakmu,

“Aku tinggalkan beban menjaga nama baikku.”

Mungkin doa tiada cukup melampiaskan rasa rindu,

Tapi jika disana engkau mengetahui solusi paling tepat untuk semua ini

Beritahu anakmu

Maaf jika bibir ini terlalu mahal dan angkuh mengucapkan kata sayang dan bangga

Tapi 2 kata itu rasanya terlalu murah untuk orang seperti dirimu

Kuasa TUHAN jauh lebih kuat,

1 yang pasti, jika anakmu nanti masuk ke tempat bernama NERAKA, kita tidak akan pernah bertemu kembali

Karena aku tahu dimana tempatmu saat ini.

Cukup jauh aku menuntut ilmu, tanpa sadar bahwa guru terbaik yang dikirimkan TUHAN sudah tiada, cukup jauh jika dikatakan dekat, cukup dekat jikalau dirasa jauh

lengkap meninggalkan sejarah, kebanggaan dan beban yang sudah dijelaskan tadi.

Your son,

I Gede Aditya Mahendra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline