Lihat ke Halaman Asli

Dismas Kwirinus

-Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Uniknya Adat Kesenian dalam Tradisi Pengobatan Tradisional Suku Dayak, Sarana Pewarisan Budaya Leluhur

Diperbarui: 23 Januari 2021   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Kesenian tari tradisional dalam upacara pengobatan tradisional suku Dayak. (sumber: docplayer.info).

Dalam artikel saya terdahulu, saya menyoal tentang "Upacara penyembuhan orang sakit". Artikel kali ini akan mengulas seputar "Adat kesenian dalam tradisi pengobatan tradisional suku Dayak."

Dalam tradisi pengobatan tradisional suku Dayak terdapat elemen-elemen yang menyangkut atau yang termasuk dalam adat kesenian.

Adat kesenian adalah adat yang menunjukkan bagaimana orang Dayak mengekspresikan rasa gembira, dalam bentuk nyanyian, pantun, tabuh-tabuhan dan tari-tarian dan juga bagaimana mereka mengungkapkan rasa sedih dan susah.

Dalam tradisi pengobatan tradisional suku Dayak atau yang familiar dalam kalangan orang Dayak disebut belian dapat dilihat beberapa elemen yang menunjukkan adat kesenian. Misalnya mantera-mantera atau 'doa', tari-tarian dan tabuh-tabuhan (musik) dan pantun-pantun (nyanyian).

Baca juga: Mengenal Upacara Penyembuhan Orang Sakit, Cara Orang Dayak Menghargai Kehidupan

Foto: Seorang belian sedang mendaraskan mantera atau 'doa'. (sumber: kompas.id).

Mantera-mantera 'doa'

Uniknya dalam tradisi pengobatan tradisional ini mantera-mantera yang diucapkan sesuai dengan gaya aslinya. Bagi para tetua adat/belian mantera-mantera itu merupakan suatu doa permohonan dan ucapan syukur yang disampaikan kepada "Yang Tertinggi".

Mantera-mantera itu sudah diterima dengan teratur sejak semula. Mantera-mantera itu juga disampaikan sesuai dengan intensi dari upacara pengobatan. Pengetahuan itu hanya diketahui oleh para tetua adat atau belian. Sesuai dengan kepercayaan mereka, mantera-mantera itu mempunyai fungsi yang amat penting dalam upacara ritual. Maka setiap ada upacara pengobatan tradisional harus ada mantera-mantera yang diucapkan, didaras maupun dinyanyikan oleh tetua adat atau belian.

Mantera-mantera itu sudah disesuaikan dengan intensi dari upacara tersebut. Kemampuan para tetua adat atau belian dalam mengingat dan menghayati mantera-mantera itu merupakan bentuk penghargaan mereka terhadap budaya nenek moyang.

Dalam tradisi pengobatan tradisional atau upacara belian hal mendaraskan atau menyanyikan mantera bukanlah sesuatu yang asing. Bagi para belian nampaknya mantera itu amat penting.

Menurut pendapat saya mantera yang dinyanyikan atau didaras oleh para belian dalam proses penyembuhan sejauh itu dianggap sebagai doa adalah baik. Karena dengan membacakan mantera itu mereka akan ingat pada kuasa Yang Tertinggi, sebab dalam mantera berisi suatu permohonan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline