Lihat ke Halaman Asli

Dinda novelia

Mahasiswa pendidikan sejarah dan sosiologi. because by writing I can capture my thoughts, and hope to benefit the reader

Apa Salahnya Nikah Muda?

Diperbarui: 6 September 2019   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di zaman yang modern sekarang ini, banyak sekali yang memutuskan untuk menikah muda , di awal usia antara 20-an bahkan dibawah usia 20 sudah banyak sekali teman-teman saya yang memutuskan untuk menikah muda dengan alasan karena sudah waktu nya tanpa mempertimbangkan plus minus nya.

Memang tidak ada yang salah dari pernikahan di usia yang masih muda, bahkan agamapun menganjurkan untuk menyegerakan menikah  hanya saja banyak sekali orang-orang yang mengaggap bahwa menikah di usia  muda adalah sebuah kecerobohan atau kalo dalam bahasa daerah saya (bondo nekat atau modal nekat), karena diusia yang masih muda seseorang dianggap masih belum siap secara fisik, kematang pemikiran  maupun finansial selain itu nikah muda  rentan terhadap perceraian, depresi, KDRT hingga menyebabkan bunuh diri.  "nikah kok masih muda emang anak orang mau dikasih makan apa???" bla bla bla, begitulah kata tetanggaku kalo melihat anak nikah muda .

Memang apa salahnya sih nikah muda?? Dari pada gak nikah-nikah hehe.. menurut saya nikah di usia muda ataupun tua sama-sama memiliki resiko, tanggung jawab yang sama dan kewajiban yang sama, yang membedakan hanyalah karena faktor usia.  

Menurut pendapat teman saya yang menikah diusia yang masih muda, sebenarnya kedewasaan seseorang tidak bisa diukur dari seberapa muda atau tua usia seseorang, kedewasaan seseorang dapat ditentukan oleh pengalaman yang pernah ia alami selama perjalanan hidupnya.

Kalo boleh bercerita, teman saya ini menikah diusia yang terbilang masih belia, setelah lulus SMA ia langsung memutuskan untuk menikah, suaminya berusia 19tahun dan ia lebih muda dua tahun dari suaminya tersebut, saya masih ingat ketika mereka hendak menikah desain undangayan sangat sederhana sekali, jangankan  foto prewed nama calon mempelainya pun ditulis manual dengan bulpen, maharnya pun hanya  uang 100ribu saat itu.

Tidak seperti gadis-gadis yang lainnya yang mendapatkan mahar dengan jumlah  uang sedikitnya 300ribu-1juta dan mas kawin berupa cincin, gelang dan kalung. ia hanya mendapatkan sebuah cincin saja saat itu, pestanya pun sangat sederhana hanya ada walimah iringan sholawat dan rebana. Hal inilah yang menjadi bahan ejekan oleh orang-orang disekitar mereka, dari shabat, teman, tetangga hingga kerabat mereka sendiri menibirnya "gak punya apa-apa kok nikah, palingan bentar lagi juga keteteran terus cerai".

Diawal pernikahan ia mengaku kondisi finansialnya belum layak disebut mapan tapi mereka tak sedikitpun mengeluh atau berfikir meminta bantuan dari orang tuanya, mereka tinggal di rumah kecil pemberian  dari orangtuanya, kondisi rumahnya kosong melompong pada waktu itu hanya ada kasur untuk tidur dan peralatan dapur seadanya saja. Tidak ada tv, meja ataupun kursi. Suaminya pun sehari-harinya bekerja sebagi pedagang sayur di pasar dan menyambi sebagai petani setelah ia selesai berjualan dipasar .

Setalah 2tahun menikah ketika saya berkunjung kerumahnya bersama teman-teman saya yang lainnya waktu lebaran , teman saya yang pernah kami remehkan karena mereka menikah diusia muda dan tidak bermodalkan apa-apa ini keadaan nya berubah drastis, rumahnya telah direnovasi,  property didalam rumahnya pun juga modern , sofa, bufet, lemari, meja makan serta semua yang ada didalam rumah tersebut modern sekali, semua barang-barangnya keluaran terbaru, bahkan didepan rumahnya pun terparkir sebuah mobil Mitshubishi elsapek (untuk suaminya bekerja). 

Bahkan bapak saya yang selama bertahun-tahun berumah tangga dan bekerja ingin membeli sebuah mobil elsapek untuk keperluan bekerja saja belum mampu hehe.

Sempat saya dan teman-teman yang lainnya terheran-heran dengan perubahan tersebut dan berfikir mungkin teman saya dan suaminya ini mencari pesugihan atau berhutang kepada Bank wkwkwk, namun tebakan kami kali ini salah.

Ia bercerita bahwa merka memang berkomitmen untuk menikah diusianya yang masih muda, suaminya bekerja siang dan malam tanpa mengeluh, uang hasil berdagang sayur dipasar mereka gunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan hasil dari suaminya bertani mereka gunakan untuk menabung dan membeli perlatan rumah tangga hingga kini mereka menjalani kehidupan yang layak tanpa ada masalah finansial  meskipun pernikahan mereka terbilang  Nikah muda dan banyak yang meremehkan namun suami dari teman saya ini sangat bertanggung jawab sekali , ia menyiapkan diri sejak ia masih muda, belajar mandiri, bekerja keras, dan pantang menyerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline