Lihat ke Halaman Asli

DINAR IFA

Mahasiswa

Upaya Menumbuhkan Nasionalisme, Kepedulian dan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Diperbarui: 20 Desember 2022   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila merupakan landasan idiil yang menjadi dasar kehidupan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan hasil jerih payah para leluhur yang mencita-citakan kehidupan tentram dan damai. Salah satu tantangan kita sebagai generasi muda adalah menjaga keutuhan nilai-nilai tersebut apalagi dengan adanya arus globalisasi yang semakin memudahkan masuknya budaya-budaya asing ke Indonesia.

Salah satu dampak negatif dari globalisasi adalah dengan semakin menurunnya wawasan dan minat generasi muda pada budaya negara sendiri termasuk budaya lokal daerah masing-masing. Misalnya, tidak sedikit dari mereka yang lebih mengetahui lagu-lagu K-Pop maupun lagu barat daripada lagu nasional dan lagu daerah mereka. Hal inilah yang seharusnya menjadi tantangan bagi generasi milenial untuk ikut andil dalam upaya pelestarian budaya dan mengembangkan rasa nasionalisme.

Upaya yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan sosialisasi. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan di desa wisata kampung topeng, Tlogowaru, Kec Kedungkandang, Kab. Malang ini dilakukan pada tanggal 13 November 2022. kegiatan tersebut diselenggarakan oleh 3 orang mahasiswa sosiologi Universitas Negeri Malang, yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air serta menambah wawasan generasi muda mengenai keragaman budaya daerah. Mitra dalam kegiatan tersebut adalah anak-anak bangku sekolah dasar yang ada di desa wisata kampung topeng. Kegiatan dilakukan dengan mengadakan sosialisasi mengenai wawasan kebangsaan dan lagu-lagu daerah berbasis game yang dilakukan melalui metode tutor sebaya.

Metode tutor sebaya ini dilakukan dengan cara membagi anak-anak pada kelompok-kelompok kecil. Di mana sumber belajarnya tidak hanya mengacu pada guru ataupun pemateri tetapi pada teman yang memiliki wawasan dan lebih cepat menguasai materi tertentu. Teknik ini dinilai efektif digunakan karena biasanya seseorang akan lebih mudah paham jika penjelasan tersebut dijelaskan oleh orang yang lebih akrab dengannya, akrab yang dimaksud di sini adalah orang yang lebih banyak berinteraksi dalam keseharian dengan individu tersebut. 

Kegiatan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya tersebut diharapkan bisa menjadi benih untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama, kegiatan yang dilakukan secara berkelompok juga dinilai mampu menumbuhkan rasa toleransi dan kerukunan serta melatih kerjasama tim untuk mencapai tujuan bersama sehingga meminimalisir adanya perilaku individualisme pada masing-masing individu sebagai salah satu bentuk implementasi nilai-nilai pancasila. 

Dengan demikian, hal tersebut diharapkan mampu menjadi sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dimana pendidikan bisa menghasilkan output berupa 'manusia yang bisa memanusiakan manusia' dengan adanya kepekaan terhadap sesama, tolong menolong, dan kepedulian terhadap lingkungan serta melestarikan budaya negeri sendiri yang kini sudah mulai luntur. Karena, jika bukan dari kita sebagai generasi muda yang ikut andil dalam upaya pelestarian budaya negeri sendiri, maka siapa lagi yang akan melestarikan budaya tersebut?!. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline