Lihat ke Halaman Asli

Dina Oktaliana

Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung

Menjadi Perempuan, Haruskah Sempurna?

Diperbarui: 28 Mei 2024   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perempuan dituntut untuk sempurna, baik fisiknya, akhlaknya, pemikirannya dan perilakunya, narasi ini yang akan melahirkan stigma-stigma negatif tentang perempuan apabila tak mampu memenuhi hasrat dan kriteria publik.

Perempuan dituntut menjadi sempurna dalam berbagai peran. Peran-peran yang dilanggengkan oleh masyarakat dan menjadi bagian dari tradisi yang wajib ditaati.

 "Perempuan ngapain kuliah, nikah aja biar ada yang tanggung jawab"

"Perempuan ngapain kerja, baiknya dirumah"

"Perempuan harus selalu taat dan patuh pada suami, nurut!"  

Seringkali disalahgunakan oleh kaum laki-laki, dengan dalih bahwa agama memerintahkan perempuan untuk selalu patuh dan tunduk. Keyakinan seperti ini apabila tidak dilandasi dengan ilmu seringkali disalahgunakan untuk mengintimidasi perempuan, mengancam keselamatan dan keamanan diri perempuan.

Agama menentukan hak dan kewajiban bagi suami istri, juga dengan batasan-batasan syar'i. Sebagaimana diatur dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) bahwa diantara suami dan istri haruslah menciptakan sikap saling dalam rumah tangganya. Saling mengasihi, menyayangi, melindungi juga menghormati. 

Agama mengajarkan untuk memuliakan perempuan, menjaga, melindungi, juga membimbingnya dengan dasar-dasar kebaikan, dengan cara yang baik dan sesuai dengan syariat agama. 

Selanjutnya diatur dalam Q.S. An-Nisa: 34-36 dan Q.S An-Nahl: 72.

Dalam beberapa kasus rumah tangga, marak isu beredar mengenai kekerasan terhadap perempuan, korban perselingkuhan, bahkan ketidaksetaraan gender.

Budaya patriarki yang melahirkan tindak kekerasan terhadap perempuan seharusnya tidak kita biarkan tumbuh subur. Mulai dari kita sebagai perempuan, harus berdaya untuk menggemakan stop kekerasan pada perempuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline