Lihat ke Halaman Asli

Dilla Hardina

Content Writer

Aku, Sastra, dan Literasi

Diperbarui: 4 September 2020   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Saat aku kuliah semester satu, tak sengaja aku melihat sebuah pamflet kompetisi menulis puisi yang diadakan oleh suatu komunitas. Aku iseng mengikuti kompetisi tersebut, dan mengirimkan karyaku ke email yang tertera di pamflet. Selang beberapa minggu setelah penyeleksian, aku mendapat kabar baik kalau karyaku terpilih untuk dibukukan. Kontan aku sangat senang, mengingat itu adalah kompetisi menulis pertamaku. Aku sangat bahagia.

Dari situ, aku mulai mencari dan mengikuti berbagai lomba yang diadakan oleh penerbit dan komunitas literasi untuk mencari tahu informasi lomba menulis. Karya yang aku ikutsertakan dalam kompetisi sebagian besar berhasil terpilih untuk dibukukan. Aku mendapat banyak e-sertifikat dari kompetisi-kompetisi itu.

Kecintaanku terhadap dunia sastra dan literasi semakin menggebu. Aku jadi punya mimpi untuk menerbitkan buku solo. Namun, bagiku menerbitkan buku tunggal tidaklah semudah yang pernah kubayangkan. Saat ini banyak sekali penerbit indie yang menawarkan terbit gratis lengkap dengan sepaket fasilitas yang ditawarkannya.

Namun, aku tidak ingin sembarangan mengirim naskah ke penerbit. Aku benar-benar selektif. Sebenarnya aku merasa tulisanku tidak benar-benar bagus untuk takaran sikapku yang selektif ini. namun tulisanku juga tidak buruk-buruk amat, kurasa. Aku selalu bisa menikmati tulisanku ketika aku membacanya. Selama ini belum ada orang yang membaca tulisan yang ingin kuterbitkan.

Aku tidak terlalu percaya diri. Aku tidak siap untuk mendapat kritik maupun saran dari orang lain. Aku tahu aku tahu... seharusnya aku tidak bersikap seperti itu. tapi seperti yang kubilang tadi, aku belum siap. Dan bila nanti aku sudah siap, aku akan dengan senang hati membuka diri untuk segala kritikan yang akan membangun kapabilitas diriku.

Karena sering mengikuti kompetisi menulis puisi dan karyaku berhasil dibukukan bersama karya dari kontributor lain yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, membuat teman-temanku mengira bahwa aku benar-benar telah menjadi penulis.

Padahal, menurutku itu belum seberapa. Ibarat menaiki tangga, aku belum mencapai setengahnya. Aku masih seperempat jalan. Namun, meskipun begitu---sebisa mungkin aku tidak ingin berpuas diri. Aku masih sangat kurang baik dari segi kualitas karya maupun dari usaha.

Aku masih harus meningkatkan kapabilitas diriku dalam menulis. Kini, bukan hanya puisi yang menjadi objek pembelajaranku di bidang tulis-menulis, melainkan artikel, jurnal dan buku nonfiksi pun tak luput dari perhatianku. Entah kenapa aku ingin bisa mnulis berbagai jenis tulisan. Apalagi teman-teman yang satu almamater denganku, bahkan yang berada dalam satu fakultas denganku telah banyak yang menerbitkan buku solo. Inilah mengapa aku tidak ingin terlena dengan apa yang telah kucapai saat ini. karena itu akan membuatku santai dan tidak cepat tanggap menghadapi situasi.

Bukannya aku iri dengan mereka yang telah berhasil menerbitkan buku, jurnal maupun karya tulis lain. Akan tetapi, hal itu seakan mampu memacu semangatku untuk terus bergerak maju melampaui batasan dalam diriku. Melihat mereka yang telah sampai pada tahap di mana mereka berhasil "meraih" dan waktunya "mempertahankan" sesuatu yang selama ini diperjuangkan, membuatku ingin melewati tembok tinggi dan besar yang menghalangi diriku untuk melihat dunia luar. Karena jika aku mampu keluar dari tembok yang membelenggu itu, maka aku akan dapat menemukan berbagai hal yang sebelumnya belum pernah kutemukan. Aku bebas.

Baru-baru ini, aku mendapat informasi bahwa teman-teman sepermainanku telah berhasil menerbitkan sebuah jurnal. Ketika mendengar informasi itu pun aku sangat senang. Akhirnya teman-temanku berhasil membuktikan bahwa mereka mampu menunjukkan kemampuan istimewa mereka; menulis.

Meskipun jurnalku tidak  berhasil terbit, atau mungkin memang belum waktunya namaku terpampang di sebuah jurnal, akan tetapi dengan melihat teman-temanku itu, aku menjadi terdorong untuk menerbitkan suatu karya yang berhubungan dengan studi ilmu yang kupelajari; perpustakaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline