Lihat ke Halaman Asli

Dicky Hari Purnomo

Ikut serta dalam karya penyempurnaan ciptaan Ilahi

Kapan Sekolah Akan Aktif Kembali? Secepatnya!

Diperbarui: 16 Agustus 2020   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh ilustrasi modul pembelajaran

"Kapan  Sekolah akan aktif kembali?" adalah pertanyaan yang sering muncul di tengah Pandemi COVID-19. Proses pembelajaran Jarak jauh atau biasa disingkat PJJ terbukti kurang efektif dalam pelaksanaanya, maka pemerintah melalui Kemendikbud akan memperbolehkan satuan pendidikan untuk melakukan pembelajaran Tatap Muka. Apa saja yang diperlukan untuk kembali melakukan pembelajaran tatap muka akan dibahas secara sederhana dalam artikel ini.

Potensi dampak negatif yang disebabkan oleh pembelajaran di luar sekolah

1. Ancaman putus sekolah : 

  • Anak terpaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga yang terimbal Covid-19.
  • Persepsi orang tua yang menganggap bahwa sekolah tidak berperan dalam proses pendidikan di luar sekolah, karen tidak ada proses pembelajaran tatapmuka di sekolah.

2. Penurunan capaian belajar :

  • Kesenjangan capaian belajar; perbedaan akses dan kualitas selama Pembelajaran Jarak Jauh dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar karena tiap anak memiliki sosio ekonomi yang beragam.
  • Resiko "learning loss"; studi menemukan bahwa pembelajaran Tatap muka di kelas menghasilkan capaian akademis yang lebih bagus jika deibandingkan dengan PJJ.

3. Kekerasan pada anak dan resiko eksternal

  • Kekerasan yang tidak terdeteksi; ada kemungkinan anak terjebak dalam kekerasan rumah tanpa terdeteksi guru.
  • Resiko eksternal; Ketika anak tidak masuk sekolah maka ada peningkatan resiko terjadi eksploitasi anak, pernikahan dini, dan mungkin kehamilan remaja pada siswi perempuan.

Tantangan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ditengah Pandemi Covid-19

1. Guru

  • Guru lebih fokus pada penyelesaian kurikulum sehingga merasa kesulitan mengelola PJJ.
  • Waktu pembelajaran berkurang sehingga tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar
  • Guru kesulitan berkomunikasi dengan orang tua sebagai mitra pembelajaran di rumah.

2. Orang tua

  • Tidak semua orang tua mampu mendampingi anaka untuk belajar di rumah karena tanggung jawab lain seperti pekerjaan atau urusan rumah tangga.
  • Kesulitan orang tua memahami materi pembelajaran karena latar pendidikan yang berbeda dan yang lebih sering terjadi adalah orang tua kesulitan memotivasi anak untuk fokus belajar di rumah.

Pemerintah sudah memahami resiko yang akan  terjadi saat Pembelajaran Jarak Jauh dilaksanakan, maka untuk menjawab segala tantangan proses tersebut, Pemerintah menetapkan kebijakan di tengah pandemi Covid-19 yang berprinsip :

  1. Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utana dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.
  2. Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19.

Implementasi kebijakan pemerintah mengenai Proses Pembelajaran di masa Pandemi Covid-19

Secara umum, kebijakan baru  mengenai Proses Pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 diimplementasikan dalam 2 sektor yang sangat penting yaitu :

  1. Perluasan pembelajaran tatap muka untuk Zona Kuning.
  2. Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline