Lihat ke Halaman Asli

Sajak kita bukan fatamorgana

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411023314883756623

Kusulut sebatang rokokku namun hambar
Kukecap kopiku namun pahit
Kutimang hatiku namun gamang
Aku ingin berkata namun lidahku kelu

Kadang aku tak mengerti isi hati
Kadang kuingin teriak dan berlari
Melukiskan keindahan semesta
Menarikan ritme jiwa

Mozaik itu mulai terlihat nyata
Untaian kabut pun mulai berpendar
Terkadang cinta itu jenaka
Saat disakiti, namun tertawa

Cinta lengkapi sebuah perjalanan
Dimana akan kembali
Menuju awal mula
Kau memulai segalanya

Pusara itu kembali berputar
Membawa kelebat bayang masa silam
Apakah itu realita
Apakah itu fatamorgana

Jika ini maya
Tolong panggilku ke dunia fana
Jika ini nyata
Biarkan kutetap terjaga

Hikayat cinta tak lekang usia
Biarkan hati bicara
Kadang tak butuh logika
Cukup senyummu yang selalu ada

Kusuka saat kau merona
Tersipu merah jambu
Desah nafasmu wangi hiasi suasana
Saat kukecup manis bibirmu

Aku hanya ingin mencintaimu secara sederhana
Seperti yang tak dapat disampaikan fajar kepada senja
Seperti yang tak dapat diungkapkan mutiara kepada tiram
Dan apa yang tak terungkap bertahun silam

** Oleh : Adil & Dian **
(Ilustrasi : http://weddingphotography.com.ph photo via DelsolPhotography)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline