Lihat ke Halaman Asli

Diah Trisnamayanti

Pengajar, Ibu rumah tangga, Penulis

Laga yang Dinantikan dan Menetukan

Diperbarui: 8 Mei 2024   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Star football  "Struick Kick "

Oleh Diah Trisnamayanti

Mantab! Duel antara Anak asuhan Shin Tae Yong dengan anak asuhan Abdullah Abu Zema tidak keburu saya tonton; selepas tengah malam saya cari chanel mana yang menggelar recording laga mereka karena saya tak sempat menonton langsung. Alhamdulillah dimenangkan oleh Garuda Muda Indonesia di AFC-U23 anak asuh Shin Tae Yong. Meski langkah mereka harus terhenti di semifinal, pasti Allah belum mengizinkan Indonesia untuk euforia berlebihan dengan memenangkan laga semifinal.

Laga perempat final dan semifinal kemarin, tidak saya lewatkan. Jelas itu! Saya menontonnya sampai tuntas. Degub jantung terasa kencang saat beberapa kali striker-striker muda asuhan Shin Tae Yong ini menggempur pertahanan Korea Selatan yang notabene adalah Negara Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong. Arhan Pratama membuat saya bersyukur pada Allah dengan memberikan ujian-ujian berat sehingga hasilnya seperti yang pemain dan rakyat Indonesia kebanyakan nantikan. 

Sayangnya berbeda 180 derajat dengan laga semifinal yang menempatkan Indonesia melawan Uzbekistan. Peluh dan usaha keras mereka, jujur terkalahkan oleh "kekuasaan wasit" yang hanya menilai strategi memecah belah dan tidak sportifnya tim Uzbekistan. Para pemain Uzbekistan bukan tidak bagus, bahkan sangat bagus. Sayangnya sikap strategi menghancurkan mental dengan cara tidak terpuji digunakan untuk menyerang lawan mereka yang bermain sportif dan menyenangkan.

Angin segar di perempat final ternyata hanya sesaat setelah kita pernah juga diperlakukan seperti itu oleh tim Qatar. Wasit adalah salah satu perangkat pertandingan agar permainan menyenangkan dan fairplay. Strategi setangguh apapun sepertinya akan rontok dengan cara yang dimainkan oleh tim Uzbekistan di laga semalam.

Para pemain dari timnas Indonesia U23 telah menguatkan fisik dan mental saat berlaga menghadapi mereka. Tetapi di atas langit masih ada alangit lainnya maka Tim Uzbekistan yang memiliki postur tubuh seperti tentara dengan kemampuan permainan bertahan dan menyerang yang sangat baik, perlu menjadi pembelajaran berharga untuk para pemain yang memang masih sedikit dipoles kedisiplinannya. 

Bermain dengan tim yang menggunakan strategi seperti pemain-pemain Uzbekistan, Vietnam, Thailand tidak akan membuat kemajuan yang signifikan bagi perkembangan pesepakbolaan di Asia. Sekuat juara bertahan Arab Saudi saja, mereka mampu untuk mengobrak-abrik mental. Sehingga laga semalam bukan lagi disebut laga sepakbola tetapi laga mental bola.

Saya cukup salut, dengan sembilan pemain muda ini tetap menampilkan  kemampuan mengulik si"bundar" dengan penuh kebahagiaan sebagai pemain. Tekanan yang diberikan lawan memang menjadi ikhtiar kebaikan fair Play dan percaya diri dengan kematangan berpikir mereka. Mereka lebih dewasa dari pada wasit meski mereka kalah. Itu mungkin garis Tuhan.

dok. diambil dari siaran langsung youtube tv one

Bola bundar terkadang sulit diterka kemana menggelindingnya. Dengan sedikit sentuhan saja kaki Ferdinan mencungkil bola dari tangan penjaga gawang Ahmad Al Juaidi, contohnya, justru sangat menguntungkan Indonesia sehingga inilah bentuk perkembangan skill menggunakan bola di lapangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline