Lihat ke Halaman Asli

Dheni Indra Kusuma

Dosen, Pengamat Ekonomi dan Perencana Keuangan

Indonesia Negara yang Kaya (?)

Diperbarui: 11 Mei 2019   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Sumber: Pxhere.com

"...Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman..."

Demikianlah sepenggal lirik lagu Koes Plus. Lagu tersebut sangat menguatkan kita untuk meyakini bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dan kita patut untuk berbangga dengan negara ini. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan berbagai peristiwa serta fenomena sosial yang terjadi selama ini, terlintas pertanyaan besar dalam pemikiran Saya bahwa benarkah Indonesia adalah negara yang kaya?

Bank Dunia (World Bank) selalu membuat urutan negara-negara yang dapat dikategorikan sebagai negara terkaya di dunia. Urutan tersebut dibuat berdasar dari indikator dan peringkat Gross Domestic Product (GDP) perkapita atau Pendapatan Nasional Bruto perkapita yang dihasilkan dari suatu negara pada setiap tahunnya. GDP merupakan sebuah tolok ukur yang bisa digunakan dalam menentukan tingkat pendapatan nasional suatu negara ketika pendapatan nasional dari suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan.

Berdasar data dari Bank Dunia, untuk daftar negara-negara terkaya di dunia pada tahun 2014 dan 2015 tidak banyak mengalami perubahan yang berarti. Sebuah hal yang mencengangkan adalah tidak terteranya nama negara Indonesia dalam 100 besar urutan negara terkaya di dunia!

Mungkin kita sempat berpikir bahwa tidak adil jika pengukuran hanya dilakukan berdasar data GDP saja. Data yang menunjukkan daftar 10 negara terkaya di dunia berdasar sumber daya alam yang dimiliki pun, Indonesia tidak termasuk dalam 10 besar. Padahal secara geografis wilayah Indonesia sangatlah luas, khususnya untuk wilayah asia tenggara. Terdiri atas kepulauan dan perairan yang luas tidak lantas menjadikan negara kita kaya akan sumber daya alam. Memiliki sumber daya alam adalah sebuah takdir. Kita tidak dapat berbuat banyak untuk hal itu. Jadi, untuk sementara kita pinggirkan dulu aspek sumber daya alam.

Berdasar data Bank Dunia, GDP merupakan alat yang dijadikan standar dalam penentuan negara terkaya di dunia. Dalam bagian GDP, jumlah penduduk merupakan bagian yang masuk dalam perhitungan. Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia unggul dalam hal jumlah penduduk dengan menempati urutan empat di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak. Yang jadi pertanyaan, mengapa pendapatan nasional kita tidak lantas ikut membesar seiring dengan jumlah pertumbuhan penduduk kita? Jelas tampak bahwa faktor yang menjadi masalah disini adalah masih kurangnya masyarakat kita yang produktif.

Fenomena Tax Amnesty dan E-commerce

Jika dikatakan bahwa penduduk kita kurang produktif, lalu mengapa banyak dari masyarakat kita yang hidup mewah? Karena sebenarnya GDP yang tercatat hanyalah rata-rata, yang berarti terdapat gap yang jauh sekali antara orang kaya dan orang miskin. Dengan GDP yang bisa dikatakan rendah, menandakan bahwa sebenarnya lebih banyak lagi masyarakat kita yang hidup pada level menengah dan bahkan berada di bawah garis kemiskinan.

Lalu, apakah masyarakat di level atas kurang mampu untuk menutup dan menaikkan GDP? Yang jadi masalah bukan tidak mampunya, tetapi banyaknya aset dan sumber pendapatan yang mereka simpan dan kelola di luar negeri. Fenomena tersebut mengakibatkan salah satu sumber dana negara yang berupa pajak tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Akibatnya, negara harus mengurangi pengeluaran yang berarti angka pendapatan masyarakat menjadi turun. Itulah salah satu alasan mengapa negara mengadakan program Tax Amnesty.

Satu bagian lainnya yang seharusnya mendapat perhatian khusus yaitu sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebagian besar masyarakat kita berada di level menengah dan kecil sedangkan UMKM adalah nafas hidup mereka. Untuk bisa membawa mereka ke pasar dunia di era digital ini, kita perlu e-commerce. Kerjasama yang dilakukan dengan Alibaba, raksasa e-commerce dunia merupakan hal yang tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline