Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Rahasia

Diperbarui: 5 Maret 2023   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Credit: Etsi.com on Pinterest

Taksi yang membawa Danu, berhenti tepat di depan pagar, sebuah rumah kosong. Kemudian lelaki itu melangkahkan kaki keluar dari taksi. Yang dipesannya secara online. 

Semenjak 10 tahun lalu Danu tidak berani kembali berkendara. Hal itu terjadi bukan tanpa sebab. Ada sebuah alasan yang hanya Danu sendiri yang tahu.

Danu berdiri terpaku di depan pagar rumah itu. Rumahnya dulu. Rumah yang 10 tahun lalu, dia tinggali bersama Arum, istrinya. 

Kemudian lelaki itu memasuki halaman rumah. Saat berjalan masuk, Danu kembali dihantui perasaan bersalah yang tiada henti, terhadap Arum.

Rumah ini adalah milik keluarga Arum. Rumah peninggalan orang tua Arum yang telah meninggal. Terletak di pinggiran kota Jakarta. Tepatnya di daerah Depok, tidak jauh dari tanjakan Citayam. Begitu orang sekitar menyebut daerah itu. Tanjakan Citayam.

Setelah Arum meninggalkannya, Danu merasa tidak betah lagi tinggal di rumah itu. Danu merasa tidak berhak. Dia memilih tinggal seorang diri di sebuah rumah sewaan. Pada gang sempit dan ramai, di pusat kota. Hal itu juga supaya perjalanannya ke kantor tidak terlalu jauh dan dapat menghemat biaya transportasi.

Selama hampir 10 tahun--sejak Arum meninggalkannya--belum ada yang dapat menggantikan Arum, di hati Danu. Pun bila ada seseorang yang mendekatinya, perasaan bersalahnya terhadap Arum akan semakin menjadi. Selama hidupnya Danu merasa selalu dihantui oleh Arum. Ke mana pun kakinya melangkah, Danu merasa Arum selalu mengawasinya. Danu juga sering memimpikan Arum dalam tidurnya.

Sepuluh tahun yang lalu, Maret 2013

Arum berulang tahun. Danu berencana merayakan hari jadi Arum di rumah. Rencana Danu itu kemudian disambut Arum dengan penuh sukacita. Sepulang kerja, Danu pun tidak sabar untuk merayakan pesta kecil-kecilan di rumah mereka. Arum pun tidak sabar menanti kedatangan Danu pulang.

Hujan deras kemudian mulai turun. Danu sudah hampir sampai di rumah, saat Mela menelepon melalui ponsel. "Sayang--kenapa kamu mendadak membatalkan acara kita hari ini?" Terdengar suara wanita di ujung telepon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline