Lihat ke Halaman Asli

Ambardewi

Pecinta seni, buku dan musik

Bisnis yang Besar ataukah Cenderung Bertahan?

Diperbarui: 14 Januari 2020   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rohangilkes.com

Berbicara tentang membangun bisnis, adalah tidak sebatas pada uang ataupun seberapa berkembangnya bisnis kita dalam kurun waktu cepat. bagi saya, jika pebisnis pemula beranggapan bahwa bisnis yang dirintis harus 'terlihat' growth di luar, memiliki banyak cabang, pengembangan usaha dimana-mana dalam waktu singkat, saya rasa kurang tepat. Esensi bisnis yang sesungguhnya adalah, siapa yang mempu bertahan dan paling konsisten di waktu yang lama.

Revolusi industri 4.0, selain memiliki segudang peluang bagi masyarakat, pun memiliki tantangan yang harus dapat dipecahkan dan berujung solusi yang sifatnya solutif, bukan Hanya berakhir pada lembaran kertas-kertas digital. Karena Indonesia sedang diberkahi oleh bonus demografi yang cukup baik, maka dampaknya pun generasi muda sudah banyak yang melirik pola 'business mode' yang menjamur di kalangan milenial.
Saya sebut milenial, mengapa?

Milenial yang jago bisnis tidak mengenal kalangan tertentu dan rentang usia tertentu, sering kita lihat bahwa pebisnis muda dengan rentang usia di bawah 30, khususnya di Indonesia juga banyak yang menuai kesuksesan dini. Tapi jangan salah, untuk meraih sukses, sebelumnya harus melewati fase menyakitkan yang sering kita sebut dengan fase gagal, jatuh, bangun dan akhirnya bertahan.

Sejalan dengan kesuksesan milenial diatas, tidak jarang yang gagal dan akhirnya menghilang dari antero perbisnisan dan akhirnya nama atau brandnya tidak terdengar bahkan tidak diingat sama sekali.Inti dari tulisan ini, adalah seberapa kuat kita bertahan dalam bisnis.

Saya tidak akan berbagi Mengenai cara untuk menjaring keuntungan lewat bisnis. Karena bagi saya, bertahan adalah jawaban utama untuk menjaring pundi-pundi kejayaan yang selama ini kita bangun dalam bisnis.
Mau tau kiatnya, tidak ada salahnya kita sharing dalam beberapa point berikut :

Bangun dari mimpi, bergerak dengan aksi

Seringkali, para motivator menyarankan untuk bangun dengan mimpimu. Lakukanlah apa yang membuat kamu hidup. ya,, memang benar. Apapun yang membuat mimpimu berkembang, lakukan dan geluti. Dari mimpi itulah akan tumbuh cabang-cabang anak mimpi yang akan membawamu ke puncak tujuan dari mimpi kita, yaitu sukses.

Sama halnya dalam dunia bisnis, jangan sekali-kali memimpikan suatu hal yang nantinya kita tidak akan sanggup bergelut dan konsisten di dalamnya. Memang sebatas mimpi, Hanya mimpi yang kita ciptakan harus rasional dan terkoneksi dengan rencana aksi agar dapat direalisasikan.

Kelola asset untuk mendapat second asset

Setelah kita berani bergerak dan membangun bisnis dengan 'mimpi' tadim maka tidak menutup kemungkinan kita akan memiliki pengalaman 'kesuksesan pertama' yang Tuhan berikan dalam menjalankan bisnis. Saat kita mencicipi kesuksesan pertama dari usaha kita tadi, maka akan tumbuh semangat baru dari euforia tadi untuk merancang model bisnis yang paling sesuai bagi kita.

Apa yang harus kita lakukan agar sekali lagi kita dapat konsisten dalam bisnis? Kesuksesan yang diraih, segera ditransformasikan kedalam asset yang nanti akan berkembang menjadi aset dua, tiga, empat bahkan seratus. Bahasa keren yang saya aminkan dalam sharing binis adalah jangan malu terlihat miskin oleh sesama. Pentingnya bijak dalam memilih aset agar bisa menghasilkan aset lain, perlu diasah dan melakukan perhitungan yang matang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline