Lihat ke Halaman Asli

DEWIYATINI

freelance writer

Kenangan Bersama Bata: Merek Sepatu Sandal yang Pabriknya Ditutup Karena Merugi

Diperbarui: 6 Mei 2024   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram @batabrand

Setiap produk memiliki cerita dan kenangan tersendiri dalam hidup kita. Begitu juga dengan sepatu sandal dari merek Bata. Namun, belakangan ini, kabar mengejutkan datang bahwa perusahaan tersebut harus menutup pintu karena merugi. 

Saya yakin merek Bata ini menempati sudut tersendiri dalam memori. Karena sadar atau tidak sepatu sandal Bata yang mungkin telah menjadi bagian dari perjalanan hidup kita. Setidaknya di ingatan saya, Bata merupakan brand lokal yang keren dan harus pernah beli. 

Karena namanya 'Bata' yang lebih dikenal sebagai bagian dari material bangunan, pasti lebih melekat di ingatan. Padahal, aslinya, nama Bata itu bukan berasal dari Indonesia. 

Dikutip dari berbagai sumber, sepatu Bata bukanlah produk dalam negeri, melainkan produk Eropa tepatnya dari Ceko. Kata "Bata" justru diambil dari pendiri sekaligus pembuatnya, yakni Tomas Bata.

Tomas adalah pengusaha asal Ceko. Bermodalkan pinjaman ibu sebesar US$ 350, dia dan saudara-saudaranya mendirikan pabrik sepatu Bata di Zlin pada 24 Agustus 1894.

Tercatat dia mengunjungi New England (Amerika Serikat/AS) untuk belajar membuat sepatu dengan mendaftarkan diri menjadi buruh sepatu pabrik. Barulah ketika sudah cukup ilmu dia kembali ke Ceko untuk mempraktikan seluruhnya.

Beruntung, ketika dia pulang kampung, Eropa mengalami perang yang dikenal sebagai Perang Dunia I (1914-1918). Berkat peristiwa itu, Bata mendapat order sepatu tentara dalam skala besar.

Bata memulai dari Swiss, lalu ke Inggris, Prancis, Belanda, Kanada, sampai negeri di Timur bernama Hindia Belanda. Jejak Bata di Hindia Belanda terdeteksi pada 1931 lewat pendirian gudang impor sepatu Bata di Tanjung Priok.

Keluarga memperkenalkan sepatu dan sandal merek Bata itu biasanya untuk kebutuhan Lebaran. Karena untuk sekolah, sudah ada sepatu wajib yang harus dipakai. Tentunya, jauh lebih murah dari Bata. 

Semasa kuliah, saya sanggup mengumpulkan uang dan mampu membeli alas kaki dari Bata. Biasanya pilihan saya itu sepatu sandal Bata, karena semi terbuka sehingga kaki saya tidak kegerahan. Tali sandalnya saya pilih yang elastis. Alasnya juga elastis dan cukup tebal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline