Lihat ke Halaman Asli

Devani Perdiliansyah

bingung mau nulis apa dan mulai darimana.

FOMO

Diperbarui: 7 Februari 2024   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photoshop/Dok Pribadi

Perkembangan zaman memang selalu terikat dengan kehidupan manusia. Manusia yang selalu menginginkan sesuatu hal yang baru dari hidupnya, sehingga satu sama lain saling berhubungan karena perkembangan zaman itu sendiri lahir karena adanya manusia itu sendiri.

Era revolusi industry sudah berada pada 5.0, tentu sudah banyak hal peristiwa yang terjadi. Perilaku dan pikiran manusia membuat atau menciptakan sebuah stigma akan hal sesuatu yang terkini, rasa tidak ingin ketinggalan ataupun ingin seperti halnya orang lain memang sebuah diagnosis akan hal sebuah pikiran manusia yang terlibat dalam sebuah emosional seseorang.

Melihat banyak sekali hal yang baru serta hal yang terkini membuat seseorang ingin mengikutinya atau memilikinya. Hal yang tidak dimengerti ataupun tidak sanggup mereka nekat mengambil hal yang naf untuk sesuatu hal yang fana, rasa ingin diakui oleh lingkungan membuat mereka cenderung ceroboh, sebab mengikuti dan tidak mau ketinggalan akan suatu hal peristiwa yang terjadi atau fomo.

Fomo ialah gejala yang ditimbulkan oleh reaksi pada otak tersalur pada emosi yang ingin diakui lingkungan sekitar, sesuatu hal yang terkini tak luput dari hal menggoreng -- goreng dari segelintir orang yang berpengaruh sehingga tontonan pada orang -- orang akan tertarik untuk mengikuti hal yang dilakukannya tersebut.

Kecenderungan manusia akan sesuatu hal tersebut memang sudah terjadi sejak lama mulai dari gadget yang selalu terbaru setiap tahunnya, trading pada saham, pakaian, otomotif dan masih banyak hal yang selalu digoreng oleh para "Social Justice Warrior" atau SJW.

Dampak dari fomo tersebut diantaranya:

  • Cenderung konsumtif
  • Timbul utang
  • Suasana hati yang buruk
  • Stress

Fomo cenderung terjadi pada pengguna media sosial karena mudah sekali untuk melihat di internet atau media sosial atas sesuatu hal yang terkini padahal hal tersebut selalu berganti dan terus menerus ada sesuatu hal yang baru.

Jadi, bijaklah agar tidak terjerumus dalam hal tersebut untuk menjaga kualitas pikiran yang lebih terjaga untuk kedepannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline