Lihat ke Halaman Asli

Desy Pangapuli

Be grateful and cheerful

Hormati Dirimu, Sebelum Orang Lain

Diperbarui: 17 September 2021   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Okezone

Lingkungan profesional seperti dunia kerja tidak menjamin bebas perundungan atau bullying.  Hal lumrah saja, sebab di dalam semua lingkungan manapun akan selalu ada orang atau kelompok yang mendominasi.  

Pertanyaannya, apakah mendominasi dalam arti positip membangun atau negatif yang ujungnya justru mematikan karakter korbannya.

Jika positip, dominan membagi ilmu, dan saling dukung, tidak jadi soal.  Tetapi, jika negatif dengan maksud unjuk diri, maka ini mengerikan.  Inilah yang dinamakan perundungan atau bullying.  

Perlu diatasi, karena tidak sehat nanti ujungnya.

Mirisnya ulah pelaku perundungan di lingkungan profesional lebih menjengkelkan dibanding masa sekolah.  Sebab dilakukan secara sadar oleh orang yang secara umur dan intelektual lebih matang.  Menyedihkannya justru kondisi seperti ini jarang terungkap.  Senioritas dan perbedaan status sosial menjadi alasan terkuat.

Kemudian menjadi pembenaran, dan perundungan dianggap wajar.   Padahal sangatlah salah, karena ada yang terintimidasi disini.  Sebagai contohnya, inilah beberapa perundungan yang kerap terjadi:

  • Mulut kotor
    Ucapan atau kata kotor (seluruh isi kebun binatang) kepada rekan kerja, anak buah dengan maksud menghina, ataupun disebabkan kesalahan kerja.

  • Kritik tajam
    Mencari kesalahan, ketimbang melihat usaha dari rekan kerja atau anak buah.

  • Iri atau kecemburuan
    Persaingan tidak sehat, saling menjatuhkan prestasi karena kecemburuan.  Saling sikut, dan menjegal rekan kerja demi mempromosikan diri sendiri.

  • Memanipulasi keadaan
    Cuci tangan dan lempar tanggungjawab pekerjaan kepada rekan kerja yang dianggap rendah.

  • Bercanda di luar batas
    Mengolok-olok atau menjadikan rekan kerja/ anak buah sebagai bahan becanda tetapi untuk ditertawakan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline